Gadis Pemetik Kamboja

Kabar, Kisah Relawan
HARI itu, 8 Desember 2013, adalah hari terakhir survei sekolah dan wawancara calon anak asuh Yayasan Anak-Anak Terang (AAT) Indonesia di sekolah-sekolah wilayah eks Keresidenan Madiun. Sekolah yang mendapatkan giliran terakhir untuk disurvei ini adalah SMPK Garuda Parang, Magetan. Banyak cerita yang membuat saya senang, sedih, terharu, kagum, bahkan sampai terheran-heran. Salah satu cerita yang membuat saya terharu dan kagum adalah cerita tentang salah satu siswi kelas VIII. Dia adalah salah satu siswi hebat yang membuat saya semakin bersyukur atas hidup ini. Wajahnya manis meskipun kulitnya terlihat gelap. Tubuhnya kecil dengan rambut panjang yang diikat rapi. Matanya lentik, bibir tipis, dan hidung yang agak mancung. Menurut saya, dia cukup cantik meskipun kulitnya hitam. “Namanya Ayu ya, Dek?” tanya saya memulai wawancara (nama disamarkan) “Iya, Mbak,” jawabnya dengan senyum yang terlihat…
Read More

Bagaimana Saya Bisa Sekolah?

Kabar, Kisah Relawan
"Saya bertanggung jawab, tapi bagaimana caranya saya bisa sekolah?" Senin siang, saya memenuhi janji pada Kepala Sekolah SMP Bellarminus Semarang untuk mewawancarai beberapa anak yang minggu kemarin tidak hadir. Dari 6 orang anak, ada seorang anak yang tidak hadir lagi, bahkan tidak masuk sekolah. Saya sabar menunggu Pak Kepala Sekolah dan Guru BP yang berusaha muter-muter mencari jejak anak ini. Hingga terdengar suara, “Ayoook cepat masuk... sudah ditunggu sejak tadi ...” kata Bapak Kepsek dengan agak keras (remaja ini ditemukan di pemakaman sedang memanjat pohon Kamboja untuk memetik bunga Kamboja). Di depan pintu muncullah anak lelaki dengan wajah merah merona penuh peluh, menenteng tas sekolah dan beberapa tas kresek hitam dipelukkannya. Agak takut ia berdiri di depanku. Tak kuasa aku melihat wajah takutnya, kukembangkan senyumku dan mempersilahkannya duduk. “Selamat siang…
Read More

Perjuangan Mengenyam Pendidikan

Kabar, Kisah Relawan
Perjuangan Salah Satu Anak Bangsa yang Ingin Mengenyam Pendidikan Seorang remaja lelaki itu masuk kelas dengan wajah yang terlihat pucat pasi, kuyu, dan terlihat lemas. Semakin dia mendekat, kulihat peluh di wajahnya. Kemudian aku sapa dengan senyum, dia duduk di depanku dengan tertunduk pucat. “Selamat pagi Mas Boy, namamu Boy ya?” (nama disamarkan) “Selamat pagi Ibu, iya itu nama saya.” “Kamu kenapa Boy? kamu sakit?” Dia terdiam sambil mengerjap-ngerjapkan matanya, kemudian dia tertunduk lagi. Agak curiga dengan keadaannya, kemudian kupegang tangannya, dingin sekali. Keringat dingin membuat dia terlihat lemas. “Sudah biasa Ibu, setiap pagi begini,” jawabnya. “Lho kok setiap pagi? Memangnya kamu sakit?” “Tidak ibu,” jawabnya lirih. Karena penasaran, aku membuka biodata anak ini. Sambil membacanya dengan cermat, kuamati wajah anak ini. Eeh.. “Bruukk..” Calon penerima beasiswa ini jatuh pingsan. *…
Read More

Kunjungan Relawan ke SMP Salomo

Kabar, Kisah Relawan
SMP Salomo 3 Pringsurat yang berada di desa Ngipik, Pringsurat, Temanggung, adalah sekolah Kristen yang perintisannya bersamaan dengan perintisan Gereja Isa Almasih Ngipik yaitu pada tahun 1975 tepatnya bulan Januari 1975. SMP Salomo 3 Pringsurat didirikan sebagai salah satu prasyarat pendirian Gereja Isa Almasih Ngipik yang dirintis oleh seorang dokter gigi yang bernama dr. Lukas Sebadja. Awalnya pada tahun 1974, dr. Lukas Sebadja menabrak seorang anak laki-laki di desa Pringsurat. Menghadapi korban yang nampaknya tidak tertolong, dr. Lukas Sebadja bernazar “Apabila anak tersebut hidup dan sembuh, maka dr. Lukas akan mendirikan gereja di tempat tersebut”. Dan ternyata doa serta nazar dr. Lukas Sebadja didengar Tuhan, anak tersebut sembuh dan hidup. Menyaksikan mukjizat Tuhan melalui kesembuhan anak tersebut. Akhirnya, di lokasi tersebut didirikan tempat persekutuan doa keluarga dan ada beberapa orang…
Read More

Terima Kasih, Karena Kalian Berharga

Kabar, Kisah Relawan
“Sebaik-baiknya orang, ia tidak akan berguna jika tidak memberikan sesuatu untuk sekitarnya...” Kata-kata dosen tadi di kelas sontak membuatku tersadar dari lamunanku saat perjalanan pulang setelah kuliah. Entah mengapa kata-kata itu selalu terniang dalam benakku. Fricilia Mawaria, panggil saja aku Fricil, mahasiswi Program Studi Manajemen Angkatan 2012 Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Aku mengenal Anak-Anak Terang (AAT) dari teman dekatku Islamiah (Iis) yang mengajakku ikut AAT. Ia mengetahui AAT saat LDPKM (Latian Dasar Pengembangan Kepribadian Mahasiswa) oleh Bapak Hadi Santono sebagai dosen pendamping saat itu. Sungguh pertama mendengarnya aku sangat tertarik, mengingat kehidupan ini tidak hanya melulu bekerja untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Tidak tepat kapan waktu pertama menjadi relawan AAT, sekitar Oktober 2013, aku diajak untuk ikut rapat AAT bersama Iis. Kami berdua sangat ingin mengikuti tetapi…
Read More

Bertemu dengan Masa Lalu

Kabar, Kisah Relawan
Nama saya Nataliya Isma. Awal bergabung dengan Anak-Anak Terang (AAT), saya rasa itu adalah bisikan Roh Kudus. Tidak pernah terbersit dalam hidup saya untuk bisa berbagi dalam bidang pendidikan bersama Anak-Anak Terang. Nama AAT sangat berarti dalam hidup saya. Karena dengan bergabung dengan AAT, saya bisa membawa terang untuk mereka yang mengalami kegelapan terhadap dunia pendidikan khususnya. Berawal dari Iseng di Internet Saat itu saya iseng-iseng mencari beasiswa di internet. Beasiswa yang ingin saya “tembak” adalah beasiswa dari pemerintah atau lembaga-lembaga lain yang biasanya dimanfaatkan oleh sebagian mahasiswa untuk menambah uang sakunya. Selama ini saya bisa kuliah juga karena dana dari orang tua asuh di Komunitas Saint Egidio. Tujuan saya adalah meringankan beban orang tua asuh saya, kalau-kalau saya mendapat beasiswa dari luar. Siapa tahu dana kuliah saya bisa dialokasikan…
Read More

Horeee kumpul lagi…

Kabar, Kisah Relawan
Hari Minggu tanggal 1 Desember 2013, para relawan Anak-Anak Terang (AAT) Semarang berkumpul kembali. Kami berkumpul di Akademi Kimia Industri (AKIN) St. Paulus Semarang. Acara dimulai pukul 08.00 pagi dan dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Kak Edo. Setelah itu, Kak Edo dan Kak Handy memberi penjelasan tentang tugas koordinator, PK (Pendamping Komunitas), sekretaris, dan bendahara. Kami semua pun bersiap-siap mengeluarkan laptop sambil mendengarkan penjelasan dari Kak Edo dan Kak Handy. Setelah penjelasan selesai, kami mengadakan evaluasi tentang survei dan wawancara calon anak asuh di sekolah-sekolah serta evaluasi kinerja PK. Lalu dilanjutkan dengan training SIANAS (Sistem Informasi Anak Asuh) dan penjelasan tentang pengiriman raport anak asuh. Kelanjutan beasiswa tiap kenaikan kelas juga dijelaskan oleh Kak Edo dan Kak Handy. Mas Christ, Bu Lies, dan Bruder Konrad, CSA., dengan setia mendampingi…
Read More

So, What Colour Are You?

Kabar, Kisah Relawan
Anak Anak Terang (AAT), itulah nama yang setahun lalu terngiang dalam benak dan membuat saya penasaran. Beragam pertanyaan mulai mengusik saya. Mulai dari apa itu AAT? Apa saja kegiatan yang ada di AAT? Beruntunglah saya bertemu dengan Mas Christ yang bersedia menjelaskan tentang AAT. Beliau menjelaskan bahwa AAT adalah komunitas sosial yang konsen membantu anak-anak yang kurang mampu dalam hal finansial supaya dapat terus melanjutkan pendidikannya. Tidak ketinggalan beberapa buah stiker dan satu buah tas yang berlogo AAT dihadiahkan kepada saya di akhir pembicaraan. Tidak lupa juga meluncur kalimat ajakan, “Kalo ada waktu, yok melu gabung ngewangi AAT, kuwi ono website AAT ojo lali dibuka, ben luwih ngerti soal AAT” yang artinya, "Ayo gabung bantuin AAT, itu ada website AAT jangan lupa dibuka, supaya kamu lebih mengerti tentang AAT.” Dari…
Read More

Belajar Bersyukur Bersama AAT

Kabar, Kisah Relawan
MENJADI seorang mahasiswi bukanlah satu-satunya impianku pada beberapa tahun yang lalu. Mungkin bagi sebagian besar anak di luar sana, melanjutkan pendidikan seusai lulus SMA adalah hal yang mudah dan wajar karena orang tua mereka mampu untuk membiayainya. Namun, kesadaran bahwa hanya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, terlebih keadaan orang tua yang masing-masing sudah memiliki keluarga sendiri. Perceraian mereka, membuat semangatku menciut untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Mustahil untuk dapat menikmati bangku kuliah bersama teman-teman yang lain. Sehingga aku lebih memilih bekerja menjadi seorang Research and Development (R&D) di sebuah Perusahaan Food and Beverage di Kota Tangerang selama kurang lebih 1 tahun. Hingga akhirnya terjadi percakapan singkatku bersama Bruder Konrad, CSA, Ketua Yayasan Santo Paulus. Aku kenal beliau semenjak kelas 1 SMK saat menghadiri acara MOS di Gua Maria…
Read More

Hidupku Lebih Bermakna Bersama AAT

Kabar, Kisah Relawan
Tanggal 19 September 2012 adalah tanggal yang tidak bisa saya lupakan. Bermula dari obrolan bersama Bruder Konrad, CSA seputar kegiatan kampus, beliau pun lantas mengajak saya dan teman saya Annisa untuk menjadi relawan Anak-Anak Terang (AAT). Dalam hati saya berpikir seperti apa kegiatan AAT itu? Bruder pun memberikan kontak dari pengurus AAT yaitu Mas Christianus Widya Utomo atau yang biasa kita panggil Mas Christ. Esoknya saya dan Annisa pergi menemui Mas Christ. Beliau lalu menjelaskan tentang apa itu AAT dan kegiatan seperti apa yang nanti akan dilakukan. Beliau juga mengatakan bahwa yang menjadi relawan mayoritas adalah mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hari minggunya, saya bersama Annisa, Maria, dan Pieter mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai AAT oleh Bapak Hadi Santono selaku Ketua Yayasan AAT Indonesia dan tiga mahasiswi Universitas Atma…
Read More