Suara Merdeka Community Award

Semarang – .Anak Anak Terang pada tanggal 11 Maret 2017 berkesempatan menjadi salah satu nominator Suara Merdeka Community Award 2017. Ajang penghargaan untuk komunitas-komunitas di seluruh Jawa Tengah. Pameran komunitas Suara Merdeka Community Award digelar di hall Hotel UTC Semarang. Semarak acara meski tidak ramai padat, tidak menyurutkan semangat relawan Anak Anak Terang. Mulai dari H-1, para relawan AAT Semarang mempersiapkan booth yang telah disediakan oleh panitia. Pagi hingga siang mereka kuliah. Usai kuliah meluncur ke Hotel UTC dengan perlengkapan yang dibutuhkan. Booth dihias sedemikian rupa menampilkan wajah Anak Anak Terang, komunitas orang-orang yang peduli kepada pendidikan anak anak tidak mampu. Ajang Suara Merdeka Community Award bukan untuk mengejar sebagai pemenang Komunitas Terfavorit pilihan pembaca koran Suara Merdeka. Ajang ini sebagai salah satu sarana memperkenalkan Anak Anak Terang kepada banyak orang. Makin banyak yang mengenal AAT, akan makin banyak orang yang bisa ikut peduli dan berbagi dalam program beasiswa anak tidak mampu. SemangAAT Anak Anak Terang!

Suara Merdeka Community Award Read More »

Anak-Anak Terang Tekankan Pendidikan

Suara Merdeka Cetak – Anak-Anak Terang Tekankan Pendidikan BERMULA dari adanya keprihatinan akan nasib pendidikan 25 anak kurang mampu di Kampung Jembatan, Jakarta Timur, sejumlah kelompok tergugah untuk mendorong mereka agar terus tersentuh dunia pendidikan Pada Agustus 2002 silam, lahirlah kelompok atau komunitas Anak-Anak Terang (AAT) dengan misi pelayanan beasiswa pendidikan formal bagi anakanak yang tidak mampu. Dalam perkembangannya, kelompok informal tanpa badan hukum sudah tidak dapat lagi menaungi karya pelayanan AATyang semakin meluas. “Jumlah anak asuh yang sudah mencapai ribuan setiap tahunnya, membuat kelompok AATterpanggil untuk secara nirlaba dan formal melanjutkan karya-karya pelayanannya dalam Yayasan AAT Indonesia. Kemudian secara resmi disahkan Kemenkumham pada April 2014,” kata Sekretaris Sekretariat Semarang Evanaimatul, kemarin. Saat ini, jumlah anggota AAT sekitar 225 orang. Kantor pusat mereka di Jatibening, Pondok Gede, Bekasi. Yayasan tersebut memiliki beberapa kantor sekretariat di berbagai kota, termasuk Kota Semarang, yang berada di Jalan Pleburan Barat No 12. AATmemiliki visi menjadi komunitas untuk menaungi siapa saja yang mempunyai kepedulian pada anak-anak yang kurang beruntung di bidang pendidikan formal. “Kami juga mendampingi dengan perhatian dan kasih sayang sehingga anakanak asuh dapat menyelesaikan pendidikan formal dengan baik,” jelasnya. (Eko Fataip-67) Sumber  : Suara Merdeka

Anak-Anak Terang Tekankan Pendidikan Read More »

Pengajuan Beasiswa 2017-2018

Penerimaan Proposal Permohonan Beasiswa AAT Tahun Ajaran 2017-2018 —   ANAK-ANAK TERANG (AAT) membuka kesempatan kepada sekolah atau komunitas untuk mengajukan permohonan beasiswa yang dimulai pada Semester Gasal Tahun Ajaran 2017-2018. Beasiswa diberikan kepada siswa-siswi yang berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, namun memiliki keinginan kuat untuk menyelesaikan studinya. Beasiswa diberikan untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMU/SMK berupa uang sekolah (SPP).   Detail Pengajuan Beasiswa AAT   Persyaratan Calon Anak Asuh : 1. Siswa aktif untuk jenjang SD, SMP, SMA/SMK. 2. Mengajukan surat permohonan beasiswa oleh orang tua siswa. 3. Melengkapi formulir Data Pribadi Calon Anak Asuh. 4. Foto Profil dengan Digital Camera/Handphone Camera 5. Fotokopi Kartu Keluarga 6. Fotokopi Raport semester terakhir. 7. Fotokopi sertifikat prestasi (akademis/non-akademis) yang dimiliki. 8. Tidak sedang menerima beasiswa/bantuan/ikatan dinas dari instansi swasta/pemerintah.   Ketentuan-ketentuan : 1. Beasiswa diberikan HANYA UNTUK PEMBAYARAN UANG SEKOLAH (SPP), besarnya ditentukan oleh AAT. 2. Beasiswa diberikan secara bulanan (tgl 10 maksimal tgl 20) selama 12 bulan (Juli 2017 – Juni 2018, tahun ajaran 2017-2018), dan selanjutnya dapat diperpanjang untuk tahun ajaran berikutnya. 3. Kwitansi/Tanda Terima beasiswa harus diupload di SIANAS oleh PJ Sekolah paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. 4. Scan  raport diupload/diunggah oleh PJ Sekolah ke SIANAS maksimal 2(dua) minggu setelah penerimaan raport semester.   Perpanjangan Beasiswa : Beasiswa dapat diperpanjang pada tahun ajaran berikutnya, jika : 1. Tertib administrasi selama menerima beasiswa AAT. 2. Siswa yang bersangkutan NAIK KELAS. 3. Hasil belajar menunjukkan prestasi yang baik.   Pembatalan Beasiswa : 1. Bila tidak menyerahkan, atau terlambat upload/unggah bukti pembayaran uang sekolah per bulan ke SIANAS sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 2. Bila tidak menyerahkan, atau terlambat upload/unggah raport sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 3. Sudah menerima beasiswa/bantuan/ikatan dinas dari instansi swasta/pemerintah. 4. Siswa yang bersangkutan terlibat dalam kasus di sekolah (mangkir/bolos, skorsing, narkoba, tawuran, tindak kriminal)   Garis Besar Isi Proposal : Profil Sekolah/Komunitas Uraikan dengan detil mengenai profil sekolah/komunitas secara lengkap, meliputi data demografi sekolah, jumlah kelas, jumlah siswa, jumlah guru, fasilitas, sarana dan prasarana yang ada. Uraian dilengkapi dengan foto-foto pendukung Profil Daerah/Wilayah anak asuh Uraikan dengan detil mengenai kondisi daerah/wilayah domisili sebagian besar calon anak asuh, meliputi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan, maupun mata pencaharian sebagian besar orangtua calon anak asuh. Uraian dilengkapi dengan foto-foto pendukung. Rincian Kebutuhan Uang Sekolah Uraikan dengan detil mengenai kebutuhan finansial untuk pendidikan anak asuh, meliputi pemasukan dan pengeluaran sekolah, sehingga didapatkan besarnya uang sekolah yang harus ditanggung oleh calon anak asuh. Dari angka tersebut, jelaskan besarnya uang sekolah yang harus ditanggung oleh orangtua dan besarnya beasiswa yang dimintakan dari AAT. Biodata Anak Asuh Cantumkan selengkap-lengkapnya biodata dari masing-masing anak asuh, berikan deskripsi singkat dan jelas mengenai kondisi keluarga dan perekonomian calon anak asuh, cantumkan juga prestasi akademik dan non-akademik yang pernah diraih calon anak asuh (jika ada), dan sertakan foto calon anak asuh. Input di SIANAS dengan Status “Menunggu Konfirmasi” Keterangan Pendukung Beasiswa AAT merupakan beasiswa bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, namun memiliki semangat untuk terus bersekolah demi menggapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Cantumkan keterangan-keterangan pendukung untuk memberikan kejelasan dan keyakinan bagi AAT bahwa calon anak asuh di dalam proposal benar-benar layak dan membutuhkan beasiswa AAT demi kelangsungan pendidikannya. Biodata Calon Penanggung Jawab Sekolah Cantumkan selengkap-lengkapnya biodata dari calon Penanggung Jawab Sekolah meliputi : nama lengkap, agama, pekerjaan dan jabatan, alamat kantor, telepon/fax kantor, alamat rumah, telepon/fax rumah, no. handphone, alamat email, no. rek. BRI.   Penyerahan Proposal dan Seleksi : Proposal diketik rapi, 1.5 spasi, Times New Roman 12, UKURAN HALAMAN KERTAS A4/LETTER.  Proposal dikirimkan dalam bentuk softcopy  ke email Sekretariat AAT terdekat cc: beasiswa@aat.or.id. Maksimal 31 Mei 2017. Seleksi akan dilakukan pada Bulan Mei – Juli , waktunya akan ditentukan kemudian.   Informasi selengkapnya : 1. Profil utuh Anak-Anak Terang dapat dilihat di : www.aat.or.id 2. Prosedur lengkap pengajuan beasiswa dan formulir, dll dapat diunduh di : Sini. 3. Informasi lainnya, dapat menghubungi via email di : beasiswa@aat.or.id    

Pengajuan Beasiswa 2017-2018 Read More »

AAT Semarang : Pelatihan SIANAS untuk Penanggungjawab (PJ) Sekolah

Semarang, 21 Desember 2016 Satu lagi perjalanan kami bersama para relawan AAT, kali ini agendanya adalah mengunjungi sekolah – sekolah yang dibantu AAT di daerah Bandungan dan sekitarnya. Kami berdelapan saat itu, ada Nevira, Yolanda, Dian, Hamdan, dan Heni, serta dua relawan baru yang ikut bersama kami yaitu Polla dan Reno. Agenda kami adalah melakukan pelatihan kepada para Penanggung Jawab (PJ) sekolah yang berada di kawasan Bandungan dan Sumowono, kegiatan ini menindak-lanjuti kegiatan pelatihan Penanggung Jawab (PJ) sekolah sebelumnya. Kami rasa kegiatan ini perlu dilakukan, mengingat bahwa ada lebih dari setengah jumlah sekolah yang dibantu AAT, belum bisa melakukan upload tanda terima dan kwitansi secara mandiri. Hari itu kami menyambangi 5 sekolah yaitu SD kanisius Genuk Ungaran, SMK Theresiana Bandungan, SMP Theresiana Bandungan, SD Mardi Rahayu Ungaran, SD Kristen Ngampin, dan SMK Kanisiun Ungaran. Kami diterima dengan hangat oleh para Penanggung Jawab (PJ) sekolah-sekolah tersebut. Sungguh luar biasa ketika seluruh murid sudah memulai liburannya, namun para Penanggung Jawab (PJ) sekolah ini masih harus melakukan kewajiban mereka di sekolah. Saya juga bangga pada semangat dari para relawan yang ikut serta dalam perjalanan ini. Yahhh…. Boleh dibilang ketika teman – teman kampus kami mulai bepergian ke kota asal mereka dan piknik bersama keluarga, tapi kami tetap melaksanakan tanggung jawab kami untuk AAT. Perjalanan paling sulit sebenarnya ketika kami mulai memasuki kawasan Ungaran menuju ke Bandungan. Kami berdelapan hanya mengendarai motor dan ketika memasuki kawasan Ungaran, hujan turun begitu lebat. Akhirnya, kami semua harus berteduh hingga hujan reda. Bagi saya, pengalaman ini sudah merupakan pengalaman kesekian kali bersama AAT, dan pengalaman ini tidak akan habis untuk diingat.  Hanya satu tujuan kami saat itu, kami bisa berhasil melaksanakan misi kami untuk membuat sekolah – sekolah naungan AAT sekre Semarang. Karena sistem ini akan mempermudah jalannya administrasi di tubuh AAT sendiri. Harapan kami kedepannya adalah akan ada banyak lagi anak – anak yang terbantu berkat AAT, dan mereka dapat merasakan hidup yang layak ketika mereka besar nanti. “Education is the most powerfull weapon how you can use to change the world” Jadi.. Mari berjuang demi masa depan yang lebih indah dan lebih baik lagi.   Penulis : Eunieke Yeni Prahastuti Mahasiswi Jurusan Teknik Kimia dan Penerima Beasiswa Yayasan AAT Indonesia dari AKIN Semarang

AAT Semarang : Pelatihan SIANAS untuk Penanggungjawab (PJ) Sekolah Read More »

Rapat Bersama Pengurus dan PJ Sekretariat 2016

Oleh : Korneles Materay Pada tanggal 26-27 November 2016, Pengurus Pusat Yayasan Anak-Anak Terang Indonesia kembali melakukan rapat koordinasi bertempat di Wisma Pojok Indah, Condong Catur, Yogyakarta. Pertemuan ini merupakan kali kedua dalam tahun 2016, setelah sebelumnya diadakan Rakor pada sekitar bulan Agustus lalu di Semarang. Rapat di buka oleh Ketua Umum AAT, Ibu Maria. S. Irawati dengan memaparkan secara singkat mengenai keadaan AAT selama ini, kepengurusan dan beberapa hal penting yang akan dilaksanakan pada sekretariat masing-masing. Tujuan adanya rapat hari ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan kita. Apa saja yang belum dan sudah dilakukan oleh setiap sekretariat. Maka, saya mengharapkan keterbukaan dari semua yang hadir di tempat ini, tandas bu Ira sapaan akrabnya. Waktu dua hari tersebut digunakan untuk saling membahas dan/atau mengevaluasi hasil kerja, kendala dan solusi mengatasinya dari setiap divisi/bagian dan sekretariat masing-masing. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan pelayanan AAT kepada tujuan untuk mengentaskan angka putus sekolah di Indonesia. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk semua orang. Melalui pendidikan seseorang bisa terbuka matanya untuk memperbaiki hidupnya bahkan masyarakat, bangsa dan negara. Jangan sampai ada orang yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan karena ia miskin. Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua Umum AAT, Ibu Maria. S. Irawati; Sekjen AAT, Bpk. Christ Widya Utomo; Kepala Divisi Beasiswa PT, Mba Tiara Riszky Amanda; Kepala Divisi SIANAS, Om Adhi; Kepala Divisi Purel, Nadia Gracia; Bagian Website, Bpk. Yohanes Pradi W; dan Bagian Keuangan, Lodia. Hadir pula beberapa Penanggungjawab (PJ) sekretariat AAT yakni : PJ Bandung, Bpk. Tommy Bisono; PJ Malang, Mba Emmy Anggraini; PJ Padang, Ibu Srimeiline Kongdra; PJ Purwokerto, Bpk. A. Wisnu Setiawan; dan PJ Semarang, Ibu Meita. Semua yang hadir turut mempresentasikan hasil pengalaman, kinerja, dan rencana ke depan yang mana kemudian dibuka ruang diskusi untuk lebih memperteguh arahnya. AAT dipastikan akan tetap melangkah maju berkontribusi di bidang pendidikan. AAT dapat berdiri kokoh dan memastikan langkahnya juga merupakan buah kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Dalam memupuk kerjasama selama ini, perlu konsolidasi komunikasi yang kontinyu, keterbukaan informasi dan tindakan nyata baik oleh pihak AAT maupun pihak lainnya. Hasil rapat kali ini adalah seputar proses pembiayaan dan pendampingan beasiswa AAT bagi Anak Asuh mulai SD, SMP, SMA dan PT. Selain itu juga, ada beberapa hal yang wajib menjadi perhatian PJ sekolah/komunitas, misalnya : Input Mandiri SIANAS yang akan dilakukan di tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan, porsi tanggungjawab dan wewenang untuk setiap divisi/bagian dan sekretariat AAT juga disepakati. Hasil rapat ini kemudian akan disosialisasikan lagi kepada semua pemangku kepentingan segera mungkin.

Rapat Bersama Pengurus dan PJ Sekretariat 2016 Read More »

Ber (Tanggung) Jawab

  Oleh : Epifanius Solanta Perjalanan hidup manusia di dunia yang kerap kali dianggap “fana” ini seringkali menemukan banyak kejanggalan, tantangan dan berbagai hal lain yang membuat manusia menjadi frustrasi, cemas, takut dan bahkan lebih memilih untuk berserah diri. Bagi saya, pengalaman seperti ini bukan suatu hal yang baru. Tantangan dan cobaan yang datang silih berganti menghiasi dan mewarnai kehidupanku, tidak membuat saya harus tunduk padanya dan berserah diri. Sebab sikap apatis atau tidak mengambil pusing atau resiko terhadap sesuatu hal justru menjerumuskan diri ke dalam liang keburukan yang berujung pada menurunnya moralitas dan nurani diri. Suatu keputusan yang dibuat tentu saja memiliki suatu tujuan dan prospek yang baik bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain. Pertanyaannya kemudian adalah apakah saya sudah menjalankan ini dengan sungguh-sungguh? Tulisan ini sebenarnya sejenak untuk melakukan anamnesis bagi saya. Berusaha untuk membuka lembaran kisah baik dalam pergumulan dunia akademik maupun non akademik selama kurang lebih satu semester ini. Namun sebelum jauh aku menerawang, tidak lupah aku titipkan kata terima kasih kepada Yayasan Aak-Anak Terang yang memiliki hati dan nurani yang luar biasa, peduli terhadap dunia pendidikan, terhadap mereka yang memiliki keinginan dan niat yang besar untuk sekolah tetapi terkendala oleh finansial. Kehadiran Yayasan AAT ibarat oase di tengah padang gurun, yang memberikan kesegaran kepada tumbuh-tumbuhan dan mengobati rasa dahaga bagi hewan yang sedang meniti hidup di sana. Semester tujuh (7) mempunyai kisah tersendiri dalam hidup saya. Ada rasa duka dan bahagia. Semuanya berkolaborasi, menjiwai dan menghiasi pikiranku. Dimana saya mulai dan harus bergumul dengan tugas akhir yaitu skripsi. Ada rasa takut dan cemas karena merasa belum siap untuk memulainya. Tetapi semuanya itu sirna, tatkala saya membawanya dalam doa bersama Dia yang aku puji dan dengan semangat kerja keras dan usaha yang sangat tinggi. Alhasil dalam waktu yang lumayan panjang ini, saya berhasil melaksanakan dua ujian yaitu ujian laporan intrenship dan seminar skripsi. Dihadapan dosen penguji, dosen pembimbing dan teman-teman mahasiswa program studi Sosiologi, saya mampu mempertanggungjawabkan hasil jerih payah saya dengan sangat baik. Kesibukan yang sangat ekstra dalam dunia akademik yang membuat saya menjadi tidak fokus dengan dunia non akademik. Saya kian tergerus dan lupah bahwa dunia non akademik juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan hidup saya. Ada suatu keyakinan yang sangat besar dan sebuah pengakuan yang tidak bisa berpaling dari hidupku, akan tingkat keterlibatanku dalam komunitas AAT khususnya di semester tujuh ini. Beberapa kali pertemuan saya tidak sempat hadir dikarenakan oleh beberapa halangan dan rintangan yang tidak terduga, seperti ada keluarga yang meninggal dunia, saudara yang sakit dan juga bertabrakan dengan waktu penelitian. Di samping itu, kurang intensifnya pola komunikasi dengan teman-teman anggota AAT dan dengan beberapa PK di bawahku dan juga dengan PJ lebih dikarenakan oleh masalah teknis yakni HP yang sama sekali tidak bersahabat dengan saya. Hal ini yang membuat saya menjadi frustrasi dan stress. Beberapa kali saya harus melempar HP dikarenakan tidak bisa memainkan fungsinya secara baik. Bahkan sampai sekarang ini, urusan kwitansi dan TTD masih belum selesai, dikarenakan oleh kesalahan pada SK. Tetapi saya juga mengakui bahwa ada kelalaian yang ada pada diri saya seperti minimnya pola komunikasi yang baik dengan anggota dan juga dengan kordinator AAT. Akankah semua pengalaman ini meruntuhkan semangatku untuk AAT? Sama sekali saya tidak ada niat untuk itu. Justru saya harus bangkit, bertanggung jawab. AAT bagi saya adalah sebuah keluarga yang tidak hanya hadir memberikan bantuan berupa uang, melainkan juga hadir dalam bentuk ide, pikiran dan perilaku yang mendewasakan saya. Sikap tanggung jawab menjadi suatu pilihan yang sangat tepat sebagai landasan dan dasar yang akan menjiwai diri saya dalam menjalankan tugas bersama teman-teman di AAT. Suatu kewajiban harus diselesaikan secara baik. Di samping itu, sikap keterbukaan terhadap sesama, menyampaikan setiap keluhan menjadi suatu keharusan untuk sama-sama mencari jalan keluar atau solusi yang baik. *Epifanius Solanta, Mahasiswa Program Studi Sosiologi dan Penerima BeasiswaYayasan AAT Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ber (Tanggung) Jawab Read More »

Kasih Itu Nyata

Oleh : Veronica Fran Sisca Perkenalkan nama saya Veronica Fran Sisca, salah seorang mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta angkatan 2014. Saya merupakan penerima beasiswa dari AAT yang biasa disebut AAPT (Anak Asuh Perguruan Tinggi). Kasih itu sungguh nyata, sebab Tuhan telah menunjukkan kasih-Nya lewat Yayasan AAT ini kepada saya. Tak terbilang besarnya rasa syukur karena saya mampu melanjutkan kuliah tanpa khawatir akan biaya. Lewat tulisan ini, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada para donatur dan pengurus pusat AAT yang telah mau mengulurkan tangannya untuk membantu kami para anak asuh. Ayah saya yang mengalami kecelakaan beberapa tahun silam membuatnya membutuhkan bantuan dari orang lain untuk kegiatan sehari- harinya. Biaya berobat yang terbilang cukup besar sempat membuat keluarga kami kesulitan dalam keuangan sehingga harus meminjam kepada orang lain. Besarnya pengorbanan dan perjuangan seorang ibu untuk me-sekolah-kan anaknya sampai ke perguruan tinggi, sungguh saya rasakan di keluarga saya. Beruntung, saya bisa sedikit meringankan beban ibu saya dengan mendapatkan beasiswa dari AAT ini. Saya mempunyai impian, ingin mendapatkan sebuah pekerjaan yang lebih baik, tentu harus ada pengorbanan yaitu menempuh pendidikan sampai mendapatkan gelar sarjana ekonomi. Yakin akan selalu ada jalan bagi orang yang percaya membuat saya bertahan sampai saat ini dalam perjalanan perkuliahan. Walaupun saya tidak begitu pintar, namun impian itulah yang membuat saya bersemangat menimbah ilmu dan melewati segala tantangan hidup. *Veronica Fran Sisca, adalah Mahasiswi Jurusan Akuntasi dan Penerima Beasiswa Yayasan AAT Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Kasih Itu Nyata Read More »

Pelatihan SIANAS AAT Padang

Oleh : Om Adhi AAT Sekretariat Padang menyelenggarakan pelatihan Sistem Informasi Anak Asuh (SIANAS) kepada para Penanggung Jawab (PJ) sekolah/komunitas se-Padang. Tujuan diadakannya pelatihan tersebut adalah agar para PJ bisa memanfaatkan SIANAS secara lebih efektif dan efisien guna menyampaikan data anak asuh, laporan belajar, bukti pembayaran SPP kepada pada Sahabat AAT/Donatur/Orang Tua Asuh. Acara yang berlangsung pada tanggal 4 November 2016 mulai pukul 13.00 – 17.00 WIB, dihadiri oleh seluruh wakil sekolah yang total berjumlah 11 sekolah. Turut hadir mendampingi pelatihan yaitu Sekretaris Umum PSKP Santu Yusuf Padang, Bpk. Jimmy Yaputra; Ibu Srimeilina Kandra; KSB Sekretariat AAT Padang, Agustinus Sapumaijat, Maria Tressia, Gozali Daniel Yuliandra, PK lama dan baru Padang: Olga, Wahyu, Orestre; Om Adhi dan Bang Eka Chandra dari Tim SIANAS AAT Pusat. Terpantau dengan baik antusiasme seluruh peserta aktif mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan tersebut. Sinergisitas penting dalam membangun suasana kepedulian bersama untuk mewujudkan harapan dan mimpi anak-anak Indonesia yang putus sekolah di wilayah Padang. Selama ini atas kerjasama Yayasan Prayoga Padang dengan Yayasan AAT Indonesia saluran beasiswa kepada 148 dari 233 (sebagian sudah lulus) Anak Asuh (AAT) tingkat SD-SMA di Tahun Ajaran 2016/2017 telah berjalan dengan baik dan lancar. Melalui pelatihan ini diharapkan pertukaran informasi dan koordinasi serta pelayanan administrasi Anak Asuh ke depannya dapat dilakukan lebih cepat dan tepat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta hingga Pelatihan berjalan dengan baik. Tak lupa terima kasih untuk Bang Yoseph yang luar biasa mempersiapkan sarana dan prasarana. Salam Terang untuk kita semua. Tuhan memberkati. *Om Adhi, adalah Kepala Divisi SIANAS Yayasan Anak-Anak Terang

Pelatihan SIANAS AAT Padang Read More »

Hati dan Komitmen untuk Melayani

Oleh : Shellen June Pertama kali bergabung dengan AAT pada tahun 2015 saya mengikuti kegiatan ini dikarenakan harus mengerjakan tugas dari kampus. Setelah selesai mengerjakan tugas dari kampus, saya diajak untuk bergabung dengan AAT secara berkepanjangan. Awalnya saya ragu untuk mengambil tanggung jawab ini, karena saya merasa sibuk kuliah serta saya sama sekali tidak memiliki gambaran mengenai hal yang harus saya lakukan. Tetapi dengan dukungan teman saya yang ikut bergabung maka saya memutuskan untuk bergabung dan menjadi relawan AAT sebagai menjadi perantara antara AAT dengan sekolah atau disebut dengan penanggung jawab komunitas (PK). Saya merasa gugup karena saya belum pernah sebelumnya tergabung ke dalam organisasi sosial seperti ini. Saya benar-benar memiliki pengetahuan 0 (nol) mengenai cara kerja orang-orang yang ada di AAT. Tetapi setelah beberapa lama bergabung, saya dibimbing oleh senior yang mengerjakan hal yang sama serta di-follow up oleh manula dalam mengerjakan tugas saya sebagai penanggung jawab komunitas. Setelah melewati proses dibimbing dan di-reminder saya akhirnya mulai memahami mengenai flow dari tanggung jawab seorang PK. Saya mulai terbiasa mengerjakan tugas-tugas PK walaupun masih harus diingatkan kembali oleh rekan lain. Satu hal yang saya pelajari dari pengalaman menjadi PK adalah seringkali diingatkan mengenai kinerja saya dan selalu diberi motivasi untuk terus belajar. Saya selalu diingatkan pula bahwa tanggung jawab melayani di sini tidak hanya pada anak asuh, melainkan juga pada donatur yang mempercayakan sumbangan mereka di AAT. Saya merasa bahwa apa yang saya kerjakan di sini adalah bukan semata-mata untuk orang yang mengingatkan saya atau memberi saya motivasi, tetapi apa yang saya kerjakan itu bermanfaat bagi anak-anak asuh yang mungkin tidak saya kenal. Begitupun dengan manula, senior, dan rekan lain yang sama-sama melayani untuk kemajuan pendidikan anak di Indonesia. Saya merasa bahwa apa yang dilakukan mereka merupakan hal yang tidak dibayar namun mereka selalu memberikan peringatan apabila kinerja saya menurun. Sehingga disini saya belajar bahwa walaupun tidak dibayar tetapi hal tersebut bukan berarti sebuah excuse untuk tidak memberikan yang terbaik. Apabila sudah berkomitmen untuk melayani, maka lakukan itu dengan sepenuh hati dan bukan dengan setengah hati serta banyak mengeluh. Saya pada awalnya merasa hal ini apabila dilakukan dengan kurang baik maka wajib dimaklumi, karena sebagai mahasiswa yang memiliki kesibukan sudah bagus apabila saya mau mengerjakan tugas organisasi sosial seperti ini. Tetapi melalui pengalaman saya menjadi relawan di AAT saya merubah mindset yang saya miliki. Saya belajar bahwa pelayanan ini walaupun yang saya lakukan kecil tetapi sangat bermanfaat untuk banyak orang, serta hal yang saya lakukan apabila dilakukan dengan sepenuh hati maka hasil jerih payah tidak akan menjadi sia-sia. Saya menyaksikan ada juga para manula yang sudah lebih dulu melayani dan saya belajar dari pribadi mereka. Saya menyadari bahwa mereka pun merupakan orang yang memiliki kesibukan lebih banyak dibanding saya, tetapi masih mau untuk melayani di AAT. Mereka pun bisa maka saya pasti bisa. Saya bersyukur dapat tergabung dengan AAT dan banyak belajar dari setiap orang yang ada disini. Saya berterimakasih untuk setiap orang yang selalu sabar membimbing, menegur, dan membantu saya, walaupun saya belum sempurna tapi saya merasa bahwa saya bisa terus belajar dan saya berharap banyak juga orang diluar sana yang ingin melayani sama seperti orang-orang yang saya kenal disini. Selamat melayani, selamat menjadi pengaruh baik untuk orang sekitar, dan selamat menjadi salah satu tokoh sejarah yang mengubah pendidikan di Tanah Air ini. *Shellen June, adalah  mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Bendahara AAT Sekretariat Bandung, Relawan AAT Sekretariat Bandung

Hati dan Komitmen untuk Melayani Read More »

Setitik Niat untuk Melayani

Oleh : Nadia Gracia Berkembang di Yayasan AAT Indonesia Tahun 2014, saya pertama kali mengetahui tentang Yayasan AATIndonesia melalui akun facebook salah seorang pastur. Membuka web Yayasan AAT Indonesia dan melihat cerita-cerita anak asuh membuat saya merasa sedih sekaligus bersyukur atas apa yang saya miliki dan tergugah untuk mengambil beberapa anak asuh untuk dibantu. Saat itu, dengan uang jajan yang terbatas, saya hanya bisa membantu membiayai 2 anak asuh dari ribuan yang ingin saya selamatkan. Akhirnya, saya mengambil dua anak asuh itu untuk saya biayai pendidikannya sambil saya berdoa agar suatu saat saya diberi kesempatan untuk membantu ratusan anak lainnya. Tahun 2015 awal adalah tahun pertama saya bergabung dengan Yayasan AAT Indonesia, berawal dari tugas fakultas untuk membantu sebuah komunitas, pada saat tugas berakhir saya akhirnya memutuskan untuk tidak membantu komunitas ini sebatas tugas saja, melainkan sungguh melayani dan berkomitmen dengan mendaftarkan diri untuk menjadi relawan di Yayasan AAT Indonesia sekretariat Bandung. Puji Tuhan semua relawan yang lain dan para pendamping mau dengan sabar mengajari saya mengenai banyak hal. Tak hanya mengenai tugas sebagai relawan, tetapi juga mengenai nilai-nilai dalam kehidupan. Saya banyak bertemu dengan orang hebat yang mau meluangkan waktunya dan peduli pada pendidikan untuk anak-anak kurang mampu. Saya dipercaya oleh para pendamping dan koordinator relawan untuk menjadi penanggung jawab komunitas SDK Paulus 3 Bandung. Saya melakukan wawancara, survei, dan mengurus administrasi bulanan untuk beasiswa dengan melakukan upload kwitansi dan tanda terima setiap bulannya, dan raport anak asuh di akhir semester sebagai bentuk pertanggungjawaban dari donasi yang telah diberikan oleh donatur. Saya menjalani tugas itu dengan sepenuh hati dan bahagia, saya benar-benar merasakan dampak besar dari berbuat sedikit kebaikan, tak jarang saya dan teman-teman relawan didoakan oleh para guru dan kepala sekolah yang sekolahnya dibantu AAT. Pada pertengahan tahun 2015, doa saya terjawab, saya ditawari untuk menjadi tim public relation pusat, dimana divisi ini bertugas untuk mengenalkan Yayasan AAT Indonesia ke banyak orang dengan harapan ada orang yang terketuk hatinya untuk menjadi donatur. Tanpa pikir panjang, saya menerima tawaran itu. Saya tidak punya basic apapun sebagai tim public relation, lagi-lagi saya diajari oleh para pendamping dan teman-teman divisi public relation yang lain. Puji Tuhan, dengan niat yang besar, di pertengahan tahun 2016 saya dipercaya untuk menjadi kepala divisi Public Relation Yayasan AAT Indonesia. Saya sangat bersyukur bisa berada di tim public relation ini, saya senang ketika ada donatur baru yang terketuk hatinya, karena artinya, akan ada minimal satu anak yang terselamatkan lagi. Saya mungkin tidak memiliki uang untuk menyelamatkan banyak anak asuh, saya hanya memiliki niat untuk membantu, dengan segala keterbatasan, saya berusaha mengetuk hati donatur agar banyak anak yang akhirnya bisa terselamatkan. Saya teringat kata-kata dari salah seorang pendamping, “Banyak orang yang bisa, tapi tidak mau. Saya mungkin tidak semahir orang, tapi dengan segala kerendahan hati saya, saya memiliki niat untuk melayani.” Hal inilah yang saya jadikan prinsip dalam melayani. Semua yang saya lakukan berawal dari keterbatasan, hanya ada niat yang besar untuk bisa menyelamatkan ratusan anak asuh yang terancam putus sekolah. Saya percaya bahwa hal kecil apapun yang kita lakukan, percayalah bahwa akan ada dampak besar dalam hidup orang-orang yang kita layani. Belajar Bersyukur lewat AAT Hari itu, 10 Juni 2015 adalah tugas perdana saya sebagai seorang Pendamping Komunitas (PK). Saya melakukan wawancara calon anak asuh di SDK Paulus III, Bandung. Awalnya tentu ini bukan hal yang mudah, karena ini adalah pengalaman pertama saya melakukan wawancara kepada anak SD. Saya merasa sangat gugup bagaimana caranya bisa berhadapan dengan anak kecil, apakah pertanyaan saya bisa dimengerti ? Ini adalah pengalaman pertama saya untuk terjun langsung melihat dan mengenal calon anak asuh, tidak hanya membaca cerita mereka lewat web. Saya takut saya tak sekuat mereka, saya takut menangis di depan mereka ketika mendengar cerita mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, melihat senyuman mereka menyadarkan saya, bahwa mereka menganggap saya sebagai seorang teman dan mereka tidak ingin saya “mengasihani” mereka, karena sesungguhnya mereka “bahagia”. Saya pun berusaha memposisikan diri menjadi teman mereka. Mendengarkan cerita keseharian mereka. Mereka yang awalnya nampak canggung pun mulai bercerita dengan lancar. Kisah-kisah mereka sungguh luar biasa bagi saya. Ada diantara mereka yang hanya diberi uang jajan 2000 untuk makan, saat saya tanya, “2000 kamu belikan apa dik kalau gak dikasih bekal?” dia bilang, “beli kue aja kak, kan lumayan kenyang”. Ah, saya merasa tertampar, betapa masih hangat di benak saya, saat itu saya baru saja mengeluh karena merasa uang jajan yang diberikan orangtua saya tidak cukup untuk memuaskan saya. Sedangkan mereka dapat bersyukur di tengah keterbatasan mereka. Ada diantara mereka yang rumahnya sangat jauh, bahkan harus berangkat pukul  5 pagi untuk sampai di sekolah. Sedangkan saat itu, saya masih kerapkali mengeluh ketika dapat jadwal kuliah pagi padahal jarak kampus dan tempat kos saya hanya beberapa ratus meter. Ada diantara mereka yang orangtuanya bekerja sampai tengah malam atau bahkan tidak pulang berbulan-bulan untuk bekerja kerasa membiayai kehidupan mereka. Di tengah keterbatasan mereka, mereka memiliki semangat yang tinggi untuk tetap bersekolah. Berharap mereka bisa memutar roda kehidupan keluarga mereka menjadi lebih baik. Berada di tengah mereka membuat saya menyadari betapa beruntungnya saya. Memiliki keluarga yang memberi support dan kasih sayang untuk saya, mampu mencukupi kebutuhan saya. Artinya, saya harus bisa berbuat lebih dari yang ingin mereka lakukan bagi keluarga dan orang-orang disekitarnya. Bagi saya, mereka tidak perlu kita “kasihani” karena mereka memiliki semangat untuk tetap bahagia dengan cara mereka. Yang perlu kita lakukan adalah membantu mereka, agar semangat mereka tidak padam. Salah satunya adalah dengan membantu biaya pendidikan mereka yang merupakan harapan mereka untuk memeroleh masa depan yang lebih baik. Terimakasih Anak-Anak Terangku, tetap semangat selalu dalam menghadapi keterbatasan ini. “Miracle is another name for hardwork”. Terimakasih Yayasan AAT Indonesia untuk pengalaman yang sangat berharga hari ini. *Nadia Gracia, adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Koordinator Divisi Public Relation (Purel) AAT, Relawan AAT Sekretariat Bandung

Setitik Niat untuk Melayani Read More »