Uncategorized

Testimoni SD Marsudirini Boro

Hidup yang Dibagikan Sungguh Membawa Rahmat Berlimpah – oleh : Sr. M. Rustika, OSF –   BERAWAL dari informasi yang saya terima tentang adanya komunitas yang peduli pendidikan anak-anak kurang mampu, saya diperkenalkan oleh Rm. Rusmanto, Pr kepada Kelompok Anak-Anak Terang (AAT) di Yogyakarta. Saya mencoba membuat proposal kemudian mengajukannya ke Sekretariat AAT di UAJY. Selang beberapa waktu, Bp. Hadi Santono bersama Tim AAT datang berkunjung ke sekolah kami secara mendadak untuk mengadakan survey atas kondisi siswa dan sekolah. Mereka juga mewawancarai beberapa siswa yang kami ajukan sebagai calon anak asuh. Mulai saat itu, saya menjadi tahu tentang visi & misi Anak-anak Terang. Luar biasa! Dengan bermodalkan saling percaya serta pertanggungjawaban yang tepat kepada para donatur dari berbagai penjuru dunia, Bapak Hadi Santono pun melibatkan diri untuk menjadi bagian penting dalam kelompok AAT. Posisi mapan sebagai Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Industri di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang mayoritas berisi mahasiswa dari kalangan menengah ke atas, sesungguhnya bisa membuat perhatian seseorang terhadap yang kurang mampu menjadi berkurang. Tetapi Bp. Hadi Santono tetap eksis di AAT, merelakan waktu, tenaga, bahkan mungkin finansial untuk berbagi dengan mereka di banyak pelosok tanah air, secara khusus di wilayah Yogyakarta.   Program Tabulampot SD Marsudirini St. Theresia Boro adalah sekolah yang mengutamakan pemberian pelayanan bagi masyarakat kurang mampu. Sekolah ini yang lebih banyak disubsidi dari Yayasan Pusat, karena besaran SPP belum mencukupi kebutuhan operasional, terlebih untuk pemberian gaji guru dan karyawan yang merupakan pegawai yayasan. Namun demikian SD Marsudirini St. Theresia Boro tidak mau ketinggalan mencari berbagai terobosan agar dapat mendidik anak sesuai kemajuan serta tuntutan jaman. Bantuan dari Kelompok AAT ini sangat kami rasakan sebagai bentuk dukungan moral maupun finansial yang sungguh semakin membuat berbesar hati dalam berusaha. Dukungan yang diberikan dalam pengaplikasian Pendidikan Berbasis Lokal, yakni pertanian, seperti pemberian subsidi program Tabulampot. SD Marsudirini St. Theresia Boro diberikan dana untuk pengadaan pot dan pembelian benih awal bagi tiap-tiap siswa. Memang butuh perjuangan karena kami baru pertama kali menyelenggarakan Tabulampot. Namun pada proses-proses selanjutnya menjadi sebuah pembelajaran yang sangat bagus, baik bagi para guru maupun para siswa. Dari pelaksanaan program Tabulampot, siswa belajar mengenai arti sebuah proses, ketekunan, dan kesabaran. Siswa belajar dari pengalaman untuk mencintai serta peka terhadap lingkungan. Para siswa berlatih menulis dari program ini. Anak-anak kelas 3 sampai dengan 6 diajarkan untuk membuat tulisan setiap hari tentang proses penanaman hingga panen Tabulampot dalam sebuah buku catatan. Walau masih sederhana dan dalam bentuk tulisan tangan, ada yang telah berhasil menuliskan secara kreatif. Tulisan tersebut disertai gambar illustrasi sesuai proses yang mereka alami. Sangat banyak manfaat dapat kami dapatkan, sehingga program Tabulampot masih dilanjutkan sampai saat ini. Sebagai informasi, hasil panen terakhir di bulan September 2011 dijual ke konsumen, yakni para orang tua murid .   SMP Kanisius Samigaluh Selain di SD Marsudirini St. Theresia Boro, Bapak Hadi Santono bersama Tim AAT juga memberikan perhatian yang cukup besar di SMP Kanisius Samigaluh yang notabene harus mandiri mencukupkan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. Kemandirian ini diwujudkan melalui swadaya umat wilayah setempat dalam naungan paroki St. Theresia Lisieux Boro. Beliau begitu gigih mencari donatur bagi pembangunan gedung sekolah yang keadaannya cukup parah. Kini SMP Kanisius Samigaluh itu pun sudah lebih baik kondisinya. Harapannya, lebih banyak siswa yang tertarik mendaftar untuk bersekolah. Terimakasih banyak para donatur, Bapak Hadi, dan Kelompok AAT. Semoga segala usaha baik dan perjuangan untuk berbagi kasih bagi anak-anak yang kurang senantiasa diberkati oleh Tuhan.   Salam kasih dari kami Keluarga Besar SD Marsudirini St. Theresia Boro Kepala Sekolah Sr. M. Rustika,OSF   [box type=”info”]Ini kisahku, mana kisahmu ? Tuliskan pengalaman yang dialami selama survey lalu kirimkan kisahmu via email ke beasiswa@anakanakterang.web.id. Dapatkan hadiah sebuah Flash Disk dari Pengurus AAT untuk setiap kisah yang dimuat di website AAT. Setiap orang boleh mengirimkan lebih dari satu kisah. Ayo menulis![/box]    [qrcode content=”https://aat.or.id/testimoni-sd-marsudirini-boro” size=”175″]  

Testimoni SD Marsudirini Boro Read More »

Testimoni Donatur : Punya Anak Asuh Seringan Makan Burger

— KADANG kita berpikir terlalu ruwet tentang memiliki anak asuh. Misalnya persoalan dimana mencarinya, bagaimana prosesnya, lalu berapa biayanya, dst. Bisa jadi di dalam benak, masih tumbuh persepsi bahwa memiliki anak asuh mesti terlebih dulu menjadi kaya raya, kelebihan uang di rekening bank sampai-sampai bingung mau untuk membeli apa. Lah, bila anggapan ini dirasa kurang tepat, memangnya berapa dana yang perlu dikeluarkan jika ingin mempunyai anak asuh? Memiliki anak asuh pendidikan, dalam arti sang anak bersekolah lalu kita mendukung biaya SPP-nya, alias memberi bantuan beasiswa, tidak menuntut biaya yang heboh. Untuk beberapa sekolah bahkan cukup Rp 20.000,- per bulan. Ya, dua puluh ribu rupiah per bulan. Dua puluh ribu itu.. untuk beli burger Big Mac saja nggak cukup. Buat yang suka film, nomat di XXI Plaza Senayan pun Rp 25.000,- (belum lagi jika nonton berdua). Apalagi yang suka belanja novel import, dapet apa sih dengan 20ribu? Yang ingin ditekankan adalah: kadang nominal uang yang seringkali sepele bagi seseorang, ternyata telah dapat  dimanfaatkan untuk membantu sekolah anak asuh selama satu bulan. Ini bukan mengarang cerita, sebut saja salah satu anak asuh saya bernama Teguh, SPP perbulannya 20 ribu rupiah (kelas 6 SD). Bisa jadi juga, beberapa pribadi malah kecewa karena dianggap terlalu murah. Maklumlah, masih ada yang menganggap murah sama dengan murahan. Jangan kecewa! Untuk yang hendak membantu lebih, dapat mengambil beberapa anak asuh. Bisa 2, 3, 4, dan seterusnya sesuai kemampuan. Persoalannya, bagaimana jika anak asuh yang perbulan hanya memerlukan donasi Rp 20.000,- telah habis dibantu oleh donatur lain, sedangkan kemampuan kita sebagai calon orang tua asuh hanya sebatas itu? Jangan khawatir! Bila kasus ini terjadi, para donatur tetap dapat memberikan bantuan-lepas tanpa memiliki anak asuh secara khusus.   Dimana Saya Bisa Berpartisipasi? Yang sedang saya bicarakan adalah komunitas anak asuh bernama Anak Anak Terang (AAT). Saya, sebagai salah satu orangtua asuh, berani turut mengabarkan sebab komunitas yang sudah berkiprah sejak awal tahun 2002 ini cukup profesional. Misalnya saja dalam hal pertanggungjawaban keuangan. Untuk mengetahui tentang AAT, para donatur dan calon donatur dapat mengunjungi www.aat.or.id. Pada website tersebut telah tersedia gambaran detail tentang komunitas ini. Sedang untuk turut menjadi orang tua asuh, dapat langsung menuju SIANAS (Sistem Informasi Anak Asuh) yang beralamat di www.sianas.aat.or.id Sebagai orangtua asuh, kita (termasuk juga Anda), akan mendapat pertanggungjawaban keuangan hingga fotokopi raport anak-anak asuh yang telah dibantu. Lewat laporan rutin ini pula, suatu hari saya menjadi tahu bila anakasuh ikut ekskul pertanian organik dan mendapat nilai B atas partisipasinya. Sedangkan tentang transfer donasi dari orangtua asuh, komunitas AAT menerimanya baik secara bulanan, per tiga bulanan, setengah tahunan, atau per satu tahun. Jadi, tunggu apa lagi? Melalui tulisan ini saya mengajak kawan-kawan untuk berpartisipasi.   Tabik, Johanes 11 Agustus 2011   catatan-catatan : 1. setelah mendaftar di SIANAS -Sistem Informasi Anak Asuh dan disetujui oleh administrator (maksimal 1×24 jam), maka donatur akan mendapat username dan password melalui email untuk login ke sistem. 2. dengan password yang telah diberikan, donatur dapat memilih anak asuh secara mandiri melalui SIANAS dengan terlebih dahulu login, lalu klik menu “Donasi -> Pendaftaran Donasi”. Aplikasi SIANAS juga memberikan informasi mengenai data diri dan latar belakang keluarga anakasuh yang hendak dibantu. 3. Beberapa contoh anak asuh yang menunggu uluran tangan para sahabat: Agustinus Eka Kurnia Putri – SD Marsudirini – Kelas VI – Rp 25000 ,00 Dio Ivan – SD Marsudirini – Kelas VI – Rp 25000 ,00 Billy Eben Gideo – TK/SD Pangudi Luhur – Kelas V – Rp 20000 ,00 Stefani Nuri Alvita – TK/SD Pangudi Luhur – Kelas IV – Rp 20000 ,00 Vincentius Bondan Nugroho – SMP Kanisius Samigaluh – Kelas VII Rp 50000 ,00 dan masih banyak lagi…    

Testimoni Donatur : Punya Anak Asuh Seringan Makan Burger Read More »

Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya

  Yohanes Sudiyanto (Orang tua siswa – Anastasia Dewi Wulandari kelas XII PJ) Pekerjaan saya sebagai buruh musiman dengan penghasilan tidak tentu. Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga ya sangat pas-pasan, apalagi harus membiayai anak sekolah sangatlah berat. Dengan adanya bantuan dari AAT saya sangat bersyukur pada Tuhan karena berkat AAT anak saya jadi bisa rutin membayar sekolah. Harapan saya setelah anak saya lulus bisa membantu saya membiayai adik-adiknya.   Anastasia Masiyem (Orang Tua Siswa – Brigita Septria Rotua Casegar XII AK) Dengan adanya bantuan dari Yayasan AAT kami dan anak saya Septria sangat merasa tertolong dalam proses belajar maupun biaya sekolah. Kami hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada Yayasan AAT.   Pujiati Lestari (Orang Tua Siswa – Eka Tyas Novianti XII PJ) Berkat AAT anak saya kembali bersemangat untuk belajar dan beban keluarga untuk biaya sekolah menjadi lebih ringan. Terima kasih kepada para donatur AAT.   Catarina Masinem (Orang Tua Siswa – Valentinus Vebriono XII AK) Dengan adanya bantuan AAT saya sebagai orang tua mengucapkan banyak terima kasih. Karena adanya bantuan AAT bisa meringankan beban untuk biaya sekolah anak saya.   Bernadeta Marinten (Orang Tua Siswa – Christina Leni Pranawati XII AP) Saya sebagai orang tua merasa sangat senang dengan mendapatkan bantuan AAT. Karena bantuan ini sangatlah berguna sekali bagi kami dan anak. Bantuan ini benar-benar membantu kesulitan yang sedang kami hadapi. Terima Kasih   Veronika Sujiati (Orang Tua Siswa – Lusia Mona Trisayekti XII AK) Saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan suami tidak bekerja. Saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah anak supaya nantinya bisa jadi orang. Penghasilan saya sangatlah pas-pasan apalagi untuk biaya sekolah sangatlah berat. Berkat bantuan AAT saya sangatlah berterima kasih karena telah membantu meringankan beban saya dan anak dapat bersekolah dengan tenang.   Sukarman (Orang Tua Siswa – Paulina Arsanti XII AK) Kami sangatlah berterima kasih atas bantuan AAT untuk sekolah anak saya. kami telah dibantu untuk meringankan biaya sekolah. Terima kasih   Christina Asriyah (Orang Tua Siswa – Ria Krisdayanti David XII AP) Dengan bantuan AAT kami merasa dibantu dan diringankan dalam membayar SPP. Terima kasih AAT.   Kardi Subagyo ( Orang Tua Siswa – Maria Dwi Jayanti XII AK) Dengan adanya bantuan AAT saya sebagai orang tua merasa sangat berterima kasih. Karena AAT telah membantu ekonomi keluarga saya terutama dalam meringankan biaya sekolah anak. Terima kasih.   Bartolomeus Sudiran (Orang Tua Siswa – Dirana Marlianik XII AP) Kami sebagai orang tua mengucapkan terima kasih atas bantuan dari AAT sehingga anak saya dapat bersekolah dengan lancar.   Y. Sri Murjiningsih (Orang Tua Siswa – Veronika Meilina Estiningsih XIIAP) Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dari AAT yang telah menolong saya dalam meringankan biaya sekolah anak. Terima kasih.   TH. Sri Budiyati (Orang Tua Siswa – Widityas XII AP) Kami bersyukur pada Tuhan karena telah menolong kami melalui tangan-tangan para donatur AAT. Bantuan tersebut sangatlah berarti bagi kami sekeluarga terutama bagi pendidikan anak kami. Semoga Tuhan selalu memberkati Yayasan AAT. Terima Kasih.   Sumarwanto (Orang Tua Siswa – Sukerni XII AP) Dengan bantuan ini, keluarga kami sangat berterima kasih karena pendidikan anak kami telah diselamatkan.   Mulyono (Orang Tua Siswa – Galuh PA XII AP) Kami mengucapkan terima kasih kepada AAT karena telah membantu kami dalam membayar SPP untuk anak selama 1 tahun. Dulu sebelum mendapat bantuan kami sering terlambat membayar SPP untuk anak, dan sekarang berkat bantuan AAT telah terpenuhi. Terima kasih.   Harno Sutrisno (Orang Tua Siswa – Agus Saryanto XII PJ) Saya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang sangat pas-pasan. Untuk membiayai sekolah, saya sudah berusaha bekerja keras tapi apa daya tetap belum cukup. Namun berkat bantuan AAT saya sangatlah bersyukur pada Tuhan ternyata masih ada orang-orang yang peduli pendidikan anak. Saya berharap Yayasan AAT terus berkembang dan semakin banyak anak-anak yang tertolong masa depannya. Terima kasih.   Winarni (Orang Tua Siswa – Safitri Eka Ambarwati XII AP) Kami sangatlah berterima kasih kepada AAT karena telah membantu biaya SPP untuk anak saya, sehingga anak saya bisa bersekolah dengan lancar.   V. Muryanti (Orang Tua Siswa – Agustina Rinti) Suami saya bekerja sebagai buruh tukang batu dengan penghasilan yang pas-pasan dan tidak tentu. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sangatlah minim apalagi untuk biaya sekolah sangatlah tidak cukup. Tetapi saya tidak berhenti berharap pada pertolongan Tuhan, ternyata masih ada orang-orang yang peduli dengan kehidupan rakyat kecil terutama dengan pendidikan. Saya sangatlah beruntung karena anak saya mendapatkan bantuan dari AAT dan itu sangatlah berarti bagi kami dan masa depan anak kami. Kami berharap semoga Yayasan AAT semakin berkembang sehingga semakin banyak anak-anak yang terselamatkan pendidikannya. Terima kasih.   Baca juga : Testimoni Murid SMK Dominikus Testimoni Murid SMK Sanjaya

Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya Read More »

Testimoni Murid SMK Dominikus

  “Puji syukur berkat adanya bantuan dari AAT saya bisa melanjutkan sekolah, dan bisa bersekolah di SMK Dominikus. Saya sangat berterimakasih kepada AAT atas bantuan yang diberikan oleh AAT. Dengan adanya bantuan ini sangat membantu dan meringankan beban orangtua saya yang bekerja sebagai petani, dan hasil bertani hanya bisa cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.” — Susi Setiasih – XI Akuntansi “Saya sungguh berterimakasih atas kepedulian Bapak/Ibu (AAT) yang telah membantu meringankan beban orangtua saya. Perlu diketahui bahwa Orangtua saya kondisinya sangat kekurangan, yang bekerja hanya sebagai tukang ojek.” — Hendro Gunawan – XI Akuntansi   “Novia berterimakasih sekali karena dengan bantuan dari AAT dapat meringankan tanggung jawab orangtua, karena orangtua saya bekerja sebagai petani. Untuk itu Novia mengucapkan terima kasih banyak dengan Bapak/Ibu (AAT), semoga Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua.” — Novia Kristiani – XI Akuntansi   “Terimakasih saya ucapkan kepada AAT atas bantuan yang diberikan untuk saya selama ini di SMK Dominikus. Sehingga dengan beasiswa yang saya dapatkan, dapat membantu meringankan beban orangtua saya, terutama karena perjalanan ke sekolah begitu jauh sehingga ada pengeluaran tambahan untuk transport (angkot).” — Novena Priyastuti – XI Akuntansi   “Saya mengucapkan banyak terimakasih dan bersyukur karena ada AAT yang membantu meringankan biaya sekolah saya. Saya sangat berterimakasih sekali karena orangtua saya sangat berkesusahan mencarikan biaya untuk saya. Ayah saya hanya bekerja sebagai buruh dan penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu saya hanya dirumah, dan kadang-kadang bekerja di sawah sebagai buruh untuk mencari tambahan biaya transport dan uang saku. Jarak antara rumah dan sekolah saya sangat jauh dan terkadang transportasi susah.” — Dina W – XI Akuntansi   “Saya disini ingin mengucapkan banyak terimakasih, kepada AAT terutama kepada Tuhan Yesus karena dengan adanya beasiswa dari AAT dapat membantu meringankan beban orangtua saya. Setiap hari saya selalu naik angkot karena jarak rumah yang jauh, dan ini membutuhkan biaya yang lebih setiap harinya.” — Yustina Putri R.W – XI Akuntansi   “Terimakasih kepada AAT, karena saya merasa sangat terbantu terutama dalam pembayaran SPP. Saya berharap beasiswa ini akan terus berlanjut untuk keperluan masa depan saya. Orang tua saya hanya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang tidak menentu.” — Ari Prasetyo – XI Akuntansi   “Terimakasih kepada AAT karena telah meringankan beban orangtua saya. Orangtua saya sudah bercerai dan saat ini saya tinggal bersama mamah saya.” — Samuel Harjianto – XI Akuntansi   “Terimakasih saya ucapkan, berkat bantuan beasiswa ini saya bisa bersekolah. Setiap hari pulang sekolah saya harus membantu berjualan buah-buahan untuk menambah peghasilan dan meringankan beban orangtua saya. Orangtua saya hanya bekerja sebagai buruh bangunan.”  — Dwi Triyanto – XI Akuntansi   “Terimakasih atas bantuan dari AAT yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya masih bisa bersekolah sampai saat ini. Bantuan ini sungguh sangat membantu meringankan beban orangtua, karena orangtua saya hanya seorang petani yang penghasilannya tidak tentu setiap bulan.” — Lusia Pramudita.S.S – XI Akuntansi   Baca juga : Testimoni Murid SMK Sanjaya Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya  

Testimoni Murid SMK Dominikus Read More »

Testimoni Murid SMK Sanjaya

  Ayah saya buruh berpenghasilan tak tentu, dan ibu seorang ibu rumah tangga. Kadang orangtua berhutang demi  kebutuhan keluarga. Belum kalau mendapat surat dari sekolah untuk melunasi tunggakan, orangtua kebingungan mencari pinjaman. Tapi saat ini kami lega, saya pun lebih bersemangat dalam belajar karena bantuan dari AAT. Terima kasih AAT.” — Anastasi Dewi W (XII PJ) ” Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Adik saya masih duduk di kelas 6 SD. Orang tua saya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu dan hanya cukup untuk makan saja. sedangkan untuk biaya sekolah orang tua harus mengutang di tetangga. Berkat AAT sekarang saya dapat bersekolah dengan tenang dan lebih bersemangat. Saya berharap semoga dengan adanya AAT ini cita-cita saya dapat terwujud dan pada akhirnya nanti bisa membanggakan kedua orang tua saya. ” — Galuh Puji Astuti (XII AP) “Saya sekarang bisa lebih konsentrasi dan focus belajar dengan semangat berkat AAT, dahulu saya putus asa karena setiap mau membayar ibu saya hutang tetangga dan saya kadang menerima dengan sedih. Sekarang berkat AAT tidak lagi” — Maria Dwi Jayanti (XII Ak)   “Dahulu saya SPP selalu nunggak karena penghasilan orang tua saya tidak menentu, berkat AAT sekarang bisa rutin membayar” — Paulina Arsanti (XII Ak)   “Adik saya 5, ayah saya sudah meninggal, ibu saya bekerja sebagai buruh tani. Dahulu saya bingung ketika lulus SMP apakah dapat meneruskan ke SMK karena kesulitan biaya. Berkat AAT sekarang saya bisa melanjutkan sekolah sampai kelas XII dan setelah lulus saya ingin cepat bekerja untuk sekolah adik-adik saya. Saya akan menyekolahkan adik-adik saya di SMK Sanjaya Pakem supaya mendapat AAT” — Valentinus Febriono (XII Ak)   “Ayah saya bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan minim hanya untuk makan. Berkat AAT sekarang saya dapat bertahan sekolah sampai kelas XII dan saya berharap AAT membiayai saya sampai lulus” — Diah Ayu Wijayanti (XII Ak)   “Terima kasih Tuhan berkat bantuan AAT saya tidak bingung lagi membayar SPP. Ibu saya seorang janda dengan 3 orang anak yang bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya hanya cukup untuk makan. Sekarang saya lebih bersemangat dalam belajar karena berkat bantuan AAT” — Veronika Meilina Estiningsih (XII AP)   “Ayah saya seorang buruh bangunan dan  ibu saya tidak bekerja. Penghasilan ayah hanya cukup untuk makan dan minum. Dahulu saya putus asa mau keluar karena kesulitan administrasi. Berkat bantuan AAT sekarang saya bersemangat lagi untuk menyelesaikan sekolah” — Ria Krisdayanti David (XII AP)   “Puji syukur kepada Tuhan, karena berkat AAT saya dapat bersekolah sampai saat ini. Karena ayah saya sudah meninggal dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Setiap hari kami hanya mengandalkan hasil kebun yang tidak seberapa. Dan berkat AAT saya dapat bersekolah dan dapat mengurangi beban ibu dalam membiayai sekolah” — Safitri Eka Ambarwati (XII AP)   “Ayah bekerja sebagai buruh tukang bangunan dan penjaga malam di koperasi susu. Pendapatan keluarga hanya cukup untuk biaya sehari-hari, ditambah lagi bila sakit diabetes ayah kambuh dan harus mengeluarkan biaya untuk berobat. Namun berkat AAT beban yang ditanggung ayah berkurang untuk membiayai sekolah saya dan adik. Terima kasih AAT yang selalu membantu saya dan keluarga” — Dirana Marlianik (XIIAP)   “Ayah saya seorang karyawan swasta  dengan gaji pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sudah 5 tahun terakhir ini ayah sakit dan itu pun sangat membutuhkan banyak uang untuk berobat. Karena keadaan tersebut saya merasa “minder” karena setiap kali harus bayar sekolah selalu “nunggak” biaya sekolah. Sekarang saya merasa lega karena ada bantuan AAT yang sangat membantu saya dalam penyelesaian biaya sekolah. Terima Kasih AAT .” — Christina Leni Prana Wati (XII AP)   “Ayah saya seorang pensiunan PNS dan ibu sebagai ibu rumah tangga.  Penghasilan ayah selalu habis untuk berobat ke Rumah Sakit karena penyakit diabetesnya. Sehingga untuk membayar biaya sekolah tak jarang ibu harus hutang sana sini. Saya hanya bisa berdoa agar Tuhan menolong saya supaya dapat bersekolah dengan lancar. Ternyata Tuhan benar-benar mengabulkan doa saya dengan melalui AAT Tuhan telah menjawab doa saya. Semoga Tuhan selalu memberkati AAT “ — Elizabeth Widityas Prabudiarni (XII AP)   Saya hidup dengan ibu sedangkan ayah pergi sejak saya kecil. Sehari-hari ibu bekerja membanting tulang sebagai buruh tani demi menghidupi keluarga dan membiayai sekolah saya. Namun dengan adanya bantuan AAT saya sangat terbantu dalam melanjutkan pendidikan saya.” — Sukerni (XII AP)   “Bantuan AAT sungguh-sungguh berarti bagi saya maupun orang tua saya. Karena berkat bantuannya saya dapat bersekolah dengan tenang dan bersemangat. Orang tua saya juga sangat terbantu dalam meringankan biaya sekolah” — Agustina Rinti (XII PJ)   Ayah saya bekerja sebagai buruh tani dan Ibu sehari-hari membuat tempe untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. karena masih belum cukup untuk memenuhi keluarga maka saya bekerja di tempat guru saya untuk membantu membayar sekolah dan uang saku. Saya bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bantuan AAT saya sudah tidak kuwatir lagi nunggak membayar sekolah.” — Agus Suryanto (XII PJ)   — Dra. N. Rini Kusparwati – Guru BP SMK Sanjaya Pakem Sungguh saya merasa mukjijat Tuhan selalu hadir di tengah karya-karyaNya. Kadang saya merasa putus asa dan menyerah kalau menyaksikan siswa didik saya yang sampai harus keluar karena tidak ada biaya, karena memang sangat kekurangan pada saat saya adakan home Visit. Tetapi adanya AAT membuat saya semakin semangat dan lega kalau melihat siswa didik kami dapat terlepas dari putus sekolah.   Baca juga : Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya Testimoni Murid SMK Dominikus

Testimoni Murid SMK Sanjaya Read More »