Sekolah/Komunitas

Birgita Diana Tyas Lestari, Siswi Berbakat dari SD Kanisius Blongkeng, Raih Juara 2 Lomba FLS2N Menyanyi Tunggal Tingkat Kecamatan.

Oleh : Ezra Hasibuan (BPT Yogyakarta). Seorang siswi berbakat, Birgita Diana Tyas Lestari, berhasil mencuri perhatian dan meraih Juara 2 dalam Lomba FLS2N kategori menyanyi tunggal tingkat Kecamatan yang digelar baru-baru ini. Prestasi gemilang ini menambah deretan prestasi sekolah, khususnya SD Kanisius Blongkeng, yang semakin dikenal dalam dunia seni. Birgita, yang memiliki hobi nyanyi sejak dini, berhasil menorehkan prestasi gemilang berkat suara memukau yang mampu mencuri hati para juri. Dalam penampilannya yang penuh emosi, dia berhasil menyampaikan ekspresi dan interpretasi yang mendalam melalui vokalnya yang indah. Bintang Bersinar: Birgita, Inspirasi bagi Teman-temannya. Para juri yang terkesan dengan penampilan Birgita memberikan apresiasi tinggi pada bakatnya yang luar biasa. Suara merdu dan penuh emosi Birgita berhasil menonjolkan dirinya di antara peserta lainnya. Keberhasilannya ini kini menjadikan Birgita sebagai inspirasi bagi teman-temannya di sekolah. Prestasi Birgita: Kebanggaan Bagi SD Kanisius Blongkeng dan Masyarakat Kecamatan Blitar. Bukan hanya sebagai pemenang dalam lomba tersebut, Birgita juga menjadi bintang bersinar dalam dunia seni SD Kanisius Blongkeng. Prestasinya mengukir namanya dalam sejarah sekolah, menjadi bukti bahwa bakat dan kerja kerasnya menghasilkan prestasi yang membanggakan. Prestasi Birgita Diana Tyas Lestari tidak hanya menjadi kebanggaan bagi SD Kanisius Blongkeng, namun juga bagi seluruh masyarakat Kecamatan Blitar. Semoga keberhasilannya ini menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan bakat dan passion mereka dalam dunia seni.

Birgita Diana Tyas Lestari, Siswi Berbakat dari SD Kanisius Blongkeng, Raih Juara 2 Lomba FLS2N Menyanyi Tunggal Tingkat Kecamatan. Read More »

Gerakan #BerbagiHandphone

Oleh: Tim Gerakan #BerbagiHandphone Masa pandemi telah membawa kita menghadapi kenyataan bahwa pendidikan ternyata mempunyai kasta. Pembelajaran jarak jauh, meskipun tidak bisa dihindari, menjadi langkah yang absurb. Absurb karena pemerintah tidak bisa memahami bahwa masih banyak anak dan peserta didik yang belum bisa mengakses maupun terlibat dengan merdeka dalam model pembelajaran jarak jauh ini. Penggunaan teknologi jelas sangat ditopang oleh kehadiran piranti yang mendukung teknologi ini. Tapi kenyataannya, banyak peserta didik yang masih belum mempunyai piranti penunjang pembelajaran jarak jauh. Kalaupun ada, masih belum maksimal, karena piranti masih menjadi bagian dari kebutuhan keluarga dan hanya dipakai bergantian. Potret kasta dalam pendidikan ataupun kepemilikan piranti pendukung agenda pembelajaran jarak jauh juga ada dalam lingkungan AAT. Kegelisahan tampak dirasakan peserta didik atau lebih dikenal Anak Asuh (AA) yang selama ini dibantu AAT. Jika melihat faktanya, seluruh AA AAT berasal dari keluarga yang berkekurangan secara finansial. Siapa lagi? Dalam keadaan seperti ini, tidak ada pilihan selain menjalaninya. Namun, realitasnya, tetap tidak akan berubah bahwa pendidikan jarak jauh menyulitkan dan menyisakan problematika panjang. Kalau bukan kita, siapa lagi? Pertanyaan reflektif ini sekiranya dapat menakar maksud #GerakanBerbagiHP. Per Agustus 2020, Tim AAT mulai bergerak mengetuk hati para donatur untuk terlibat dalam gerakan ini. Sesuai dengan namanya, donatur berdonasi handphone (HP) atau smartphone. Per Agustus 2020, Tim AAT mulai bergerak mengetuk hati para donatur untuk terlibat dalam gerakan ini. Sesuai dengan namanya, donatur berdonasi handphone (HP) atau smartphone. Tim mensyaratkan sasaran gerakan haruslah AA yang belum punya HP dan AA juga harus menuliskan Surat Cinta kepada donatur yang memberikan HP tersebut. Pada 21 Agustus 2020, Tim telah mengunjungi beberapa sekolah dan menyerahkan langsung 13 (tiga belas) buah HP kepada AA yang berhak menerimanya. Kami berharap selama pandemi covid-19 masih berlangsung, gerakan ini bisa digiatkan guna membantu yang lainnya. Angka di atas pastilah masih jauh dari kata cukup membantu. Namun, segala sesuatu yang besar diawali dari hal yang terkecil. Dan, jika Anda ingin turut berpartisipasi dalam gerakan ini, kami sangat bersuka cita.

Gerakan #BerbagiHandphone Read More »

Ceria Natal dengan Modal Minimal Kreasi Maksimal

Modal Minimal Hasil Maksimal Begitulah taglinenya. Kami datang disambut ceria warna-warni hiasan natal di setiap kelas dan pojok-pojok sekolah. Saya berkeliling sekolah untuk foto-foto dokumentasi, ada seorang guru meminta saya untuk menengok setiap kelas, karena tiap kelas beda pohon natal. Pohon natal hasil karya anak-anak didik berbahan barang bekas. Kelas sudah sepi. Anak-anak sudah pulang sekolah. Saya dengan bebasnya mendokumentasikan sudut-sudut kelas dengan kamera handphone. Tak mau terlewat sedikitpun sudut, semua sangat ceria dengan hiasan. Jika diperhatikan lebih dekat, hiasan natal dan hiasan kelas merupakan hasil karya anak-anak sendiri dari bahan-bahan murah meriah mudah didapat di sekitar sekolah. Beberapa mozaik dinding dibuat dari pelepah pisang kering. Menarik perhatian di luar kelas, di depan ruang guru, beberapa guru sedang merangkai pohon natal dari kayu-kayu bekas dan kawat-kawat bekas. Penasaran juga dengan hasilnya nanti. Rasa penasaran akan hasil karya anak anak dan para guru di SD Katolik Bhakti Rogojampi Banyuwangi ini, saya dikenalkan dengan Kepala Sekolah via telepon oleh relawan AAT(Anak Anak Terang) di Sekretariat Malang. Beliau adalah Bapak Rion Moll Kondou, Kepala Sekolah SD Katolik Bhakti Rogojampi. Pertanyaan saya kepada beliau “mengapa ada banyak hiasan natal terbuat dari barang bekas?” Ini awal mula adanya inisiatif membuat hiasan natal dari barang-barang bekas. Ketua Yayasan Pendidikan Karmel Keuskupan Malang, Romo Bonifasius Hudiono Pr, menghimbau kepada semua Kepala Sekolah yang ada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Karmel untuk kreatif di masa Natal ini. Ada kurang lebih 75 sekolah yang dinaungi oleh Yayasan Pendidikan Karmel Keuskupan Malang. Dengan kondisi Yayasan dan Sekolah yang berhemat, dihimbau untuk bisa menyambut natal dengan kreatifitas barang bekas. Bukan dengan hiasan natal yang sudah jadi yang harus dibeli buatan pabrik. Manfaatkan barang-barang bekas yang tidak terpakai di sekitar sekolah. Jika perlu buat sebuah perlombaan yang bisa menggerakan keikutsertaan aktif murid anak didik, guru dan orang tua murid. Deadline lomba 3 hari. 12-14 Desember 2017. Pengumuman pemenang lomba 9 Januari 2018. Semua terlibat, baik murid maupun guru. Semua berkreasi. Bahan-bahan yang digunakan antara lain tas plastik bekas, bekas bungkus mie instan, botol plastik bekas, kayu bekas, kawat bekas, kertas warna bekas, dan semua kertas bekas yang tak terpakai yang ada di dalam kelas, ruang guru, ataupun ruang kantor. Dengan segala keterbatasan para murid berkreasi. Sekolah-sekolah Yayasan Pendidikan Karmel Keuskupan Malang memang berorientasi kepada pendidikan anak-anak tidak mampu secara ekonomi. Berpihak kepada kaum miskin. Subsidi silang. Siswa mampu mensubsidi siswa tidak mampu. Tidak heran ada yang SPP di atas 100rb untuk SD, dan ada yang SPP 7 ribu untuk siswa sangat tidak mampu. Dengan tagline Modal Minimal Hasil Maksimal. Menyambut Natal dengan penuh keceriaan tanpa keluar banyak biaya. Kemeriahan menyambut kelahiran Kristus dalam kesederhanaan penuh kreatifitas. Beban defisit operasional sekolah dan Yayasan tidak menghalangi kemeriahan Natal. Kebahagiaan tetap sama, rasa sama, modal berbeda. Tujuan diadakan kegiatan di atas menurut Bapak Kepala Sekolah adalah utamanya merayakan Natal 2017. Tujuan lain adalah menanamkan ke jiwa anak anak bahwa tidak semua barang bekas itu tidak menarik atau tidak dapat dipakai lagi.Selain itu, menciptakan sinergi yang baik antar warga sekolah, dalam hal ini guru, murid, paguyuban, dan komite. Kegiatan ini melibatkan semua. Juga membuka pikiran anak jaman sekarang untuk kreatif berusaha menciptakan karya sendiri, karena anak jaman sekarang suka kepada hal-hal yang instan. Dan hasil karya kebersamaan menyambut Natal terpancar nyata dalam foto-foto dokumentasi yang kami terima. Sungguh luar biasa. Kreasi tanpa batas. Selamat berlomba anak-anakku, SemangAAT! Adhi Christ (Kepala Divisi Sistem Informasi Beasiswa Yayasan AAT Indonesia) From Rogojampi with Love

Ceria Natal dengan Modal Minimal Kreasi Maksimal Read More »

Kunjungan ke Sekolah SD Katolik Bhakti Rogojampi

Kali ini, 14 Desember 2017, relawan AAT ( Anak Anak Terang ) Pusat dan Sekretariat Malang mengunjungi SD Katolik Bhakti Rogojampi. Letaknya di ujung timur Banyuwangi/Pulau Jawa. Dekat dengan selat Bali. Ini adalah sekolah di bawah Yayasan Pendidikan Karmel Keuskupan Malang. SD Katolik Bhakti Rogojampi adalah salah satu sekolah yang dibantu beasiswa oleh Yayasan AAT Indonesia ( Anak Anak Terang ). 304 km jaraknya dari kota Malang. Kami berempat, Adhi, Emi, Tata, Ella berkunjung ke SD Katolik Bhakti Rogojampi dengan tujuan sosialisasi pengelolaan beasiswa Anak Anak Terang dan pelatihan Sistem Informasi Anak Asuh (SIANAS). Pelatihan SIANAS ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan sistem online untuk pelaporan mandiri oleh pihak sekolah. Selama ini pelaporan beasiswa dari pihak sekolah dilakukan oleh Pendamping Komunitas (relawan mahasiswa). Untuk memperlancar pelaporan beasiswa dan mempercepat proses pelaporan, kini, Penanggung Jawab(PJ) Sekolah dilibatkan aktif. Kami disambut dengan sangat luar biasa oleh pihak sekolah. Kebetulan Kepala Sekolah SDK Bhakti Rogojampi di sedang rapat di Malang. Di SDK Bhakti Rogojampi, kami disambut oleh guru-guru yang memang masih berada sekolah usai jam pelajaran untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi sekolah. Tahun ajaran 2017/2018 ada 2 Anak Asuh Anak Anak Terang dari SDK Bhakti Rogojampi. Semoga di Tahun Ajaran 2018/2019, SDK Bhakti Rogojampi dapat mengajukan calon penerima beasiswa baru. Tentunya dengan segala kesiapan Penanggung Jawab Sekolah untuk sistem pelaporan beasiswa yang baru yaitu dengan sistem online. PJ Sekolah langsung memiliki ID PJ dan akses langsung ke SIANAS yang terhubung dengan AAT dan donatur. Sosisalisasi dilakukan oleh Penanggung Jawab Sekretariat Malang (Emi), dan relawan Pendamping Komunitas Sekretariat Malang. Dan saya berkeliling sekolah untuk peliputan dokumentasi sekolah. Melihat kelas-kelas yang ada, wawancara dengan para guru yang masih ada di sekolah. Karena sekarang masa menyambut Natal, ornament kemeriahan Natal ada di mana-mana. Di setiap kelas ditemukan pohon-pohon Natal dan hiasan Natal lainnya. Pohon Natal dan hiasan Natal ini hasil karya anak-anak didik SDK Bhakti Rogojampi. Di tembok sekolah terdapat lukisan 3D hasil karya para guru. Natal kali ini menjadi berbeda dari Natal-Natal sebelumnya. Menyambut Natal, sekolah mengadakan kompetisi lomba membuat pohon Natal dan hiasan Natal dari barang-barang bekas tak terpakai yang mudah ditemukan di sekitar sekolah. Dari mulai tas plastik bekas, kertas warna bekas, kawat bekas, bungkus mie instan dan lain-lain yang bekas-bekas. Selama ini barang-barang ini hanya menjadi sampah yang dibuang saja. Tapi kali ini, dengan modal minimal hasil maksimal, sekolah memancing kreatifitas para murid dan para guru untuk merubah sampah menjadi berkah meriah. Dalam waktu 3 hari, semua murid, guru, wali murid, paguyuban sekolah, dan komite sekolah berlomba-lomba membuat pohon natal yang paling indah. Tujuan diadakan acara lomba ini, menurut Bapak Kepala Sekolah Bpk Rio Moll Kondou, melalui wawancara telepon, adalah untuk menumbuhkan kreatifitas tanpa batas para murid dari bahan-bahan bekas yang tampaknya tidak bisa dipakai lagi. Dan, untuk mengurangi budaya konsumtif di diri anak anak murid sejak dini. Anak jaman sekarang begitu mudah mendapatkan segala sesuatu dengan cara instan. Kali ini mereka harus berusaha menciptakan sesuatu. Good job anak anak! Good job Sekolah! SemangAAT! Salam Anak Anak Terang. From Rogojampi with love

Kunjungan ke Sekolah SD Katolik Bhakti Rogojampi Read More »