Perjalanan Mengubah Perspektif: Beasiswa, Anak-Anak, dan Realitas Kehidupan

Oleh : Ryo Nanda/Sekretariat Purwokerto Di bawah sinar mentari pagi yang hangat, Saya melangkah bersama beberapa teman dengan penuh semangat menuju SMP YOS SUDARSO JERUKLEGI yang berada disebuah desa di Kabupaten Cilacap yaitu Jeruklegi. Perjalanannya hari ini saya akan mewawancarai anak-anak berprestasi namun kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa sekolah. Saya memiliki keyakinan teguh bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan. Beasiswa dari Anak-Anak Terang Indonesia ini merupakan salah satu cara untuk membuka peluang bagi anak-anak yang berbakat namun terhalang oleh keterbatasan ekonomi. Satu demi satu, Saya bertemu dengan anak-anak luar biasa. Ada satu anak, gadis kecil dengan mimpi besar menjadi dokter, yang setiap hari harus berjalan kaki untuk pergi ke sekolah. Dan Ada anak laki laki yang harus mengayuh sepeda yang bisa dibilang jaraknya lumayan jauh antara rumah dan sekolahnya tapi mereka tetap semangat dan ceria. Namun, di balik keceriaan dan semangat mereka, Saya merasakan ada duka yang mendalam. Saat berbincang dengan salah satu anak, Saya mengetahui bahwa dia ditinggalkan ayahnya pergi tidak tahu kemana dan ibunya yang bekerja untuk menjadi ART di rumah tetangganya. Dan ada anak yang menceritakan kisah pilunya tentang sang ayah yang menjadi buruh serabutan dan jarang di rumah bahkan gajinya masih kurang untuk kehidupan sehari hari. Pertemuan-pertemuan ini bagaikan tamparan keras bagi Saya bahwa masih banyak anak-anak diluar sana yang kehidupannya kurang beruntung dan untuk mendapatkan akses pendidikan sangat susah yang dimana seharusnya akses pendidikan itu paling mudah didapat untuk keberlangsungan hidup mereka dimasa depan. Kesedihan saya bercampur aduk. Saya merasa tidak adil bahwa anak-anak ini harus menanggung beban hidup yang berat di usia yang masih belia. Namun, di sisi lain, Saya juga terinspirasi oleh ketangguhan dan semangat mereka untuk meraih mimpi. Dalam perjalanan ini membuka mata Saya tentang realitas kehidupan yang dihadapi oleh banyak orang di luar sana. Saya menyadari bahwa tidak semua orang bisa menjalani kehidupan dengan baik, dan bahwa masih banyak anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tekad Saya untuk membantu anak-anak kurang mampu semakin kuat dan dalam perjalanan ini bukan hanya tentang membantu menyalurkan beasiswa kepada mereka, tetapi juga tentang membuka hati dan pikiran kita semua terhadap dunia yang penuh dengan keragaman dan perjuangan. Saya belajar bahwa kebahagiaan sejati datang dari membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Perjalanan Mengubah Perspektif: Beasiswa, Anak-Anak, dan Realitas Kehidupan Read More »

Harapan dan Perjuangan

Oleh : Sekretariat Semarang Sekretariat Semarang melakukan wawancara pada 17 komunitas yang berada di bawah naungan Yayasan AAT Indonesia di Semarang. Banyak cerita-cerita unik dan menarik, tetapi juga menyentuh hati selama proses wawancara yang dilakukan oleh BPT bersama dengan para relawan. Salah satu kisah yang paling membekas dari salah satu siswa SMK 17 Agustus Semarang, seorang anak lelaki yang saat ini tinggal bersama dengan paman dan bibi karena sudah tidak memiliki orang tua. Paman yang hanya bekerja sebagai tukang parkir, sedangkan bibi hanya berjualan nasi dengan pendapatan yang tak menentu setiap harinya. Dirinya bercerita bahwa sebenarnya dia merasa cukup malu dan sungkan kepada paman bibinya karena tidak semestinya kedua orang tersebut yang menanggung dan memikirkan kebutuhannya tetapi keadaanlah yang mengharuskan. “Gimana ya mbak, aku tuh gak enak soalnya dan kayak malu gitu kalau harus minta uang ke pakdeku soalnya aku tau juga tau pakdeku kalau dapet duit tuh gak banyak dan masih harus buat beli makan sama kebutuhan rumah yang lain jadi ya aku bantu-bantu sedikit biar gak beratin pakde.” cerita sang anak saat proses wawancara kepada salah satu relawan. Pernyataan dirinya dalam membantu paman cukup membuat penasaran sehingga saat ditanya lebih lanjut Ia membantu dengan cara memulung sampah setiap pulang sekolah yang nantinya akan dijual kepada pengepul/pengumpul sampah untuk ditukar dengan sejumlah uang. Kisah anak tersebut menjadi hal yang paling mengharukan saat wawancara terutama ketika para relawan melakukan diskusi dan sharing terkait hasil wawancara dengan para siswa. Relawan lain yang mendengarkanpun turut kaget dan tidak menyangka karena di usia yang seharusnya hanya pusing dengan tugas sekolah tetapi sudah bekerja untuk membantu keuangan keluarga. Cerita si anak juga turut diperkuat oleh penuturan guru yang menyatakan bahwa memang kondisi anak tersebut kurang mampu tetapi Ia adalah anak yang rajin dan memiliki semangat yang besar ketika belajar. Para relawan dan guru berharap semoga nantinya anak ini mendapat beasiswa sehingga dirinya tidak akan terlalu pusing memikirkan SPP sekolah dan bisa fokus untuk belajar.

Harapan dan Perjuangan Read More »

Perjalanan Mengunjungi 3 Sekolah di Sekretariat Bandung

Oleh : Akbar Romadon Pada tanggal 12 Mei 2024, saya Akbar, perwakilan dari Yayasan AAT Indonesia khususnya Sekretariat Bandung memulai perjalanan untuk melakukan kunjungan ke 3 sekolah yang tersebar di 3 kota yaitu Cirebon, Kab. Kuningan dan Kab. Cianjur. Perjalanan pertama dimulai dengan mengunjungi sekolah yang ada di Kota Cirebon, tepatnya di SMA Putra Nirmala Cirebon. Mengingat masih ada di sekitar kota Cirebon, cukup memudahkan saya untuk menuju ke sekolah tersebut menggunakan ojek online. Sekilas mengenai sekolah ini, tergolong cukup lengkap. Dari tingkat TK sampai SMA ada pada lingkungan sekolah ini. Secara gambaran besar, setelah saya mewawancarai 15 calon anak asuh yang telah diajukan oleh pihak sekolah, rata – rata mereka memiliki tunggakan berupa SPP dan uang Gedung yang belum lunas. Namun meski demikian, masih terlihat jelas di wajah mereka, semangat untuk melanjutkan belajar. Rata – rata pekerjaan orang tua mereka adalah driver ojol, karyawan toko dan buruh pabrik. Penanggung jawab yang mewakili sekolah ini adalah Ibu Jenny yang tampak masih tergolong muda. Beliau juga yang menyeleksi terlebih dahulu calon anak asuh yang akan diajukan untuk diwawancarai. Beliau juga menjelaskan beberapa anak yang memang membutuhkan bantuan, serta ada beberapa anak yang memang cukup pendiam, sehingga saat wawancara perlu ada trik khusus untuknya agar bersedia menjawab. Perjalanan berlanjut ke Kab. Kuningan yang mana untuk menuju kesana saya dijemput oleh Bu Tati, penanggung jawab SD Yos Sudarso Cibunut. Hal itu menjadi pertimbangan karena kurang fleksibelnya transport umum menuju ke daerah sana. Dari Kota Cirebon menuju ke penginapan yang berada di Cisantana (Kab. Kuningan), membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Keesokan paginya, saya harus keluar dari penginapan sekitar jam 5.30 karena mobil jemputan mulai beroperasi jam segitu. Mobil jemputan ini berupa mobil pick up yang atasnya ditutupi kain terpal dan untuk dudukan penumpang terdapat 2 baris papan kayu. Penampilannya adalah seperti ini. Menurut keterangan dari Bu Tati, kendaraan ini adalah dipergunakan untuk pergi pulang sekolah bagi guru – guru yang rumahnya ada disekitar jalur Cisantana menuju Cibunut. Untuk menaiki ini Bapak/Ibu guru membayar secara bulanan kepada supir pick up. Dari CIsantana ke Cibunut membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan. Sekolah berada di tempat yang cukup jauh dari perkotaan, sehingga sinyal tergolong sulit dijangkau dan membutuhkan wifi. Selain ada tingkat SD, sekolah ini juga terdapat tingkat TK-nya juga. Saya mewawancarai 8 calon anak asuh baru dari SD Yos Sudarso Cibunut. Rata – rata pekerjaan orang tua mereka adalah merantau ke Jakarta, ada yang jadi pedagang ada juga yang mengumpulkan botol bekas. Rata – rata mereka diberikan uang saku secukupnya untuk beli minum dan 1 jajan, karena sudah dibawakan bekal dari rumah. Fakta uniknya adalah, jika pada umumnya anak seusia mereka lebih suka makanan seperti sosis atau makanan berbahan daging lainnya, mereka lebih suka mengkonsumsi sayuran. Dan mereka cukup excited bercerita tentang bekal apa yang mereka bawa hari itu. Mereka anak ceria yang tetap bersemangat sekolah. Setelah selesai wawancara di SD Yos Sudarso Cibunut, saya diantar salah satu Bapak Guru kembali ke Kota Cirebon untuk naik kereta menuju Pasar Senen. Yang nantinya dari Pasar Senen melanjutkan perjalanan ke Bogor menggunakan KRL. Sekolah yang terakhir saya kunjungi adalah SD Mardi Waluya Cipanas, yang menuju kesana bisa menggunakan 2 opsi. Jika dimulai dari Bogor, nanti bisa menggunakan Bus Kita dan berganti naik angkot 2 kali untuk bisa sampai di sekolah tersebut. Opsi kedua, jika dimulai dari Bandung bisa menggunakan bus Jurusan Bandung – Bogor via Cianjur (Cipanas). Kurang lebih waktu yang saya butuhkan dari Bogor menuju ke Cipanas sekitar 2 jam perjalanan dengan catatan tidak terjadi kemacetan. Lokasi SD Mardi Waluya Cipanas masih satu Yayasan dengan Panti Asuhan Santo Yusup dan didekat sana terdapat TK Mardi Waluya serta SMP Mardi Yuana. Jadi seluruh anak panti bersekolah diantara TK, SD atau SMP tersebut. Pada SD Mardi Waluya Cipanas yang saya wawancarai sejumlah 20 calon anak asuh. Sebagian besar kelas 1 dan 2, serta sisanya campuran kelas 3 – 6. Rata – rata mata pencarian orang tuanya adalah sebagai ojol, penjaga vila dan membantu di Gereja. Anak – anak yang saya wawancarai tergolong aktif dalam menjawab, tidak pemalu dan ceria. Meskipun saya tidak tahu, dibalik keceriaan itu apakah ada luka yang besar disana atau tidak. Penanggung jawab sekolah ini adalah Bapak Heru yang sekaligus juga merupakan Kepala Sekolah. Menurut info dari beliau, ada salah satu anak yang mengikuti wawancara guna bisa mendapatkan uang saku, sampai rela berjualan di sekolah yang mana modalnya dari tetangganya, sehingga jika semua jajanan tersebut terjual habis, dia baru bisa mendapatkan uang saku sejumlah 5.000 rupiah. Menurut info dari Pak Heru, total tenaga pengajar di sekolah tersebut adalah 7 Guru termasuk Pak Heru dan nantinya hanya akan menjadi 6 Guru dikarenakan 1 Guru memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Semoga nanti jika ada yang berminat menjadi tenaga pengajar di SD Mardi Waluya Cipanas, dapat menghubungi Pak Heru. 

Perjalanan Mengunjungi 3 Sekolah di Sekretariat Bandung Read More »

Yudit Airaya Hitomi, Potret Anak Pekerja Keras dan Berbakat

Oleh : Sekretariat Yogyakarta Yudit Airaya Hitomi adalah seorang siswa yang tidak hanya rajin di sekolah, tetapi juga di rumah. Sejak kecil, Yudit telah menunjukkan ketekunan dan disiplin dalam membantu keluarganya dengan pekerjaan rumah tangga. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk membereskan rumah, memasak bekal, dan merawat adik-adiknya yang masih kecil. Kebiasaannya ini tidak hanya meringankan beban ibunya yang merupakan ibu rumah tangga, tetapi juga memperlihatkan tanggung jawab yang luar biasa bagi anak seusianya. Di sekolah, Yudit dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Mata pelajaran favoritnya adalah seni budaya dan bahasa Inggris, di mana ia selalu menunjukkan kemampuan luar biasa. Menggambar adalah salah satu hobinya yang ia gunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Kegemarannya ini sejalan dengan kecintaannya terhadap seni budaya, dan ia sering mendapatkan penghargaan dalam bidang ini. Tak hanya itu, kemampuan public speaking Yudit juga mengesankan. Meski masih di tingkat SMP, cara Yudit menyusun kata-kata dan berbicara di depan umum menunjukkan kedewasaan dan kepandaian yang luar biasa, membuatnya sering menjadi juara kelas. Namun, perjalanan Yudit tidak selalu mulus. Di sekolah, ia sering menghadapi teman-temannya yang merasa iri dengan prestasinya. Ketidakmauan mereka untuk menjalin pertemanan jika Yudit tidak memberikan tugas adalah salah satu tantangan sosial yang ia hadapi. Meskipun demikian, Yudit tetap kuat dan tekun dalam mengejar cita citanya untuk menjadi seorang psikolog. Ia percaya bahwa dengan membantu orang lain memahami diri mereka sendiri, ia bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kehidupan Yudit yang penuh warna ini juga dipengaruhi oleh kondisi keluarganya. Ayahnya adalah seorang tukang kebun yang memiliki usaha sendiri menanam sawit. Meskipun usaha ayahnya tidak selalu stabil, semangat dan ketekunan ayahnya menjadi teladan bagi Yudit. Keluarga Yudit hidup sederhana, namun penuh kasih sayang dan dukungan satu sama lain. Dengan uang saku yang hanya 5 ribu rupiah per hari dan biaya transportasi umum sebesar 70 ribu rupiah per bulan, Yudit belajar menghargai setiap pengorbanan dan usaha yang dilakukan keluarganya demi pendidikan dan masa depannya.

Yudit Airaya Hitomi, Potret Anak Pekerja Keras dan Berbakat Read More »

Perjalanan dan Harapan Bu Dewi sebagai PJ SMP PL Srumbung.

Oleh : Sekretariat Yogyakarta Maria Goretti Nurmala Dewi S.Pd, Kepala Sekolah SMP PL Srumbung, telah menjalani peran luar biasa sebagai Penanggung Jawab (PJ) Anak-anak Terang sejak 2014. Sebelum menjabat sebagai kepala sekolah, Bu Dewi sudah memiliki pengalaman sebagai Penanggung Jawab (PJ) AAT bersama teman administrasinya. Ketika temannya pindah, Bu Dewi tetap melanjutkan perannya sebagai PJ, kali ini bersama kepala sekolah, Bapak Rusdiono. Bahkan ketika Bu Dewi naik menjadi kepala sekolah, dia tetap memegang peran PJ, didukung oleh tenaga administrasi yang juga berperan sebagai PJ. Kesan dan pengalaman Bu Dewi sebagai PJ AAT melibatkan tantangan awal dalam mengikuti prosedur administrasi manual. Namun, seiring berjalannya waktu dan pandemi, perubahan ke sistem pelaporan online melalui SIANAS dan dukungan BPT membuatnya lebih mudah. Komunikasi yang lancar dengan BPT, baik dengan Mas Akbar maupun dengan BPT Sekre Yogya yang membantu Bu Dewi menjalankan administrasi tanpa terlalu terbebani. Harapannya untuk AAT ke depan sederhana: SMP PL Srumbung berharap dapat terus berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik dengan AAT. Bantuan pendidikan dan finansial diharapkan dapat mencakup lebih banyak anak yang membutuhkan. Semoga AAT dapat terus tumbuh, membantu lebih banyak anak-anak dalam mengejar mimpi mereka. Dengan kerjasama dan komunikasi yang baik, SMP PL Srumbung dan AAT dapat bersama-sama menciptakan peluang pendidikan yang lebih luas dan berkelanjutan.

Perjalanan dan Harapan Bu Dewi sebagai PJ SMP PL Srumbung. Read More »

HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 2024.

Oleh : Public Relation of AAT Pada Hari Perempuan Internasional setiap tahunnya, kita merayakan prestasi, perjuangan, dan kontribusi yang telah dibuat oleh para wanita di seluruh dunia. Tanggal ini memperingati momen penting dalam sejarah gerakan hak-hak perempuan dan terus mendorong kesetaraan gender. Pada tahun 2024, semangat juang para perempuan terus membara, menunjukkan bahwasanya keberanian dan keteguhan mereka tidak kalah hebat dengan para laki-laki. Para perempuan hari ini telah membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dan bahkan melampaui ekspektasi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, bisnis, ilmu pengetahuan, seni, olahraga, dan banyak lagi. Mereka telah menunjukkan ketangguhan dan tekad yang luar biasa dalam mengatasi berbagai hambatan dan diskriminasi yang mungkin menghalangi jalan kesuksesan mereka. Pada Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2024, mari kita rayakan keberhasilan dan semangat juang para perempuan di seluruh dunia. Momen ini menjadi pengingat bahwa perempuan memiliki potensi besar dan kontribusi yang tak ternilai dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan merata untuk semua. Ayo, teruslah bersatu, berjuang, dan memberikan dukungan satu sama lain demi masa depan yang lebih cerah bagi semua perempuan di planet ini.

HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL 2024. Read More »

MELANGKAH BERSAMA: Perjalanan Bu Kiky Sebagai PJ SMPK St. Lukas Lumajang Selama 14 Tahun.

Oleh : Sekretariat Malang Dengan penuh kekaguman dan rasa hormat, saya sebagai penulis ingin menghadirkan sebuah artikel yang menggambarkan perjalanan gemilang Bu Kiky sebagai Penanggung Jawab (PJ) SMPK St. Lukas Lumajang selama 14 tahun. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan yang penuh tantangan namun dipenuhi dengan dedikasi, komitmen, dan visi yang luar biasa. Mari kita temukan bersama-sama bagaimana jejak inspiratif beliau telah memberikan dampak yang menginspirasi dalam dunia pendidikan. Berikut cerita dari Bu Kiky selaku objek dari wawancara saya. “Kondisi sekolah kami mayoritas dihuni oleh anak-anak dari latar belakang panti yang jauh dari orang tua dan juga dari ekonomi yang rendah . Inilah yang mendasari ketertarikan saya untuk menjadi PJ sekolah. Dalam upaya membantu anak-anak ini, saya dan sekolah mengikuti program AAT yang awalnya disarankan oleh Romo Hudiyono. Kami terus berupaya untuk mendapatkan bantuan AAT yaitu, untuk memfasilitasi proses pembelajaran di sekolah dan menyadari bahwa biaya pendidikan merupakan hal yang tak terelakkan dan sangat dibutuhkan.” “Perasaan awal saat memulai peran sebagai PJ hingga sekarang penuh dengan rasa syukur. Mampu memberikan bantuan kepada anak-anak dan mendapatkan dukungan untuk proses belajar-mengajar, meskipun belum optimal, tetap menjadi anugerah bagi kami. Kami terus bersyukur dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan mereka.” “Salah satu momen paling berkesan dalam peran saya sebagai PJ adalah ketika salah satu anak yang menerima bantuan AAT diadopsi oleh salah seorang donatur. Anak tersebut tidak hanya menerima bantuan beasiswa sekolah tetapi juga selalu menerima hadiah saat perayaan Natal dan perayaan lainnya. Juga mendapat perhatian dan kepedulian secara kontinu dari donatur tersebut. Hal ini sungguh membanggakan dan menguatkan keyakinan kami bahwa upaya kami bernilai dan memiliki dampak yang nyata bagi anak-anak yang kami bantu.” “Dalam kesan saya sebagai PJ, saya melihat betapa pentingnya program AAT ini. Bantuan yang diberikan sangat signifikan bagi anak-anak panti yang terpisah dari orang tua. Selama menjalankan peran ini, saya tidak mengalami kesulitan berat karena saya selalu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dalam program AAT.” “Kebanggaan saya sebagai PJ sekolah terletak pada kemampuan untuk meringankan beban wali murid dan menjadi penghubung antara anak-anak dengan program AAT. Meskipun tidak bisa memberikan bantuan sepenuhnya, setidaknya kami dapat memberikan sedikit dukungan yang berarti bagi mereka.” “Untuk masa depan sebagai PJ sekolah, harapan saya semoga program AAT terus berjalan lancar dan mendapatkan dukungan yang cukup. Kami selalu bersyukur atas apa pun yang kami terima dan berdoa agar Tuhan senantiasa memberkati para donatur yang ikhlas membantu kami dalam misi ini.” “Sebagai pesan singkat kepada PJ lainnya, saya ingin menegaskan pentingnya bersyukur atas segala berkat yang diterima. Kita tidak bisa meminta lebih dari apa yang Tuhan berikan, dan keikhlasan serta ketulusan dalam membantu sesama adalah hal yang seharusnya menjadi fokus utama dalam menjalani peran sebagai PJ.” Dalam mengakhiri refleksi perjalanan Bu Kiky sebagai Penanggung Jawab (PJ) SMPK St. Lukas Lumajang selama 14 tahun, tidak dapat dipungkiri bahwa dedikasi dan semangatnya telah menjadi pilar bagi kemajuan pendidikan untuk anak-anak yang membutuhkan. Melalui perjuangannya, Bu Kiky telah membuktikan bahwa dengan komitmen yang teguh dan visi yang jelas, setiap tantangan dapat dihadapi dan diatasi. Semoga cerita dari Bu Kiky bisa menjadi motivasi bagi para PJ baru.

MELANGKAH BERSAMA: Perjalanan Bu Kiky Sebagai PJ SMPK St. Lukas Lumajang Selama 14 Tahun. Read More »

Perayaan Natal dan Tahun Baru di Sekolah Malang

Oleh : Fadhiah Elbas AAT IND/SEKRE MALANG –  Beberapa sekolah dasar di Malang telah merayakan perayaan Natal dan Tahun Baru dengan berbagai kegiatan yang meriah. SDK Pembina Genteng, SDK Sidorejo Lumajang, SDK St. Yohanes Kalipare, SDK St Petrus Jajag mengadakan acara perayaan Natal dengan mengundang para siswa dan guru untuk ikut serta dalam drama Natal dan pertunjukan musik. Di samping itu, mereka juga merayakan Tahun Baru dengan mengadakan pesta kecil di area sekolah dengan dekorasi yang menggemaskan serta menyajikan berbagai macam makanan khas tahun baru. Kegiatan-kegiatan seperti ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk merayakan perayaan tersebut, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan diantara siswa dan guru.  Harapan terbaik di tahun 2024 ini untuk para siswa penerima donasi adalah adanya peningkatan signifikan dalam pendidikan mereka. Semoga mereka memiliki akses penuh terhadap sumber daya pendidikan yang memadai, termasuk buku, peralatan, dan fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran mereka. Semoga para siswa juga dapat mendapatkan akses ke program pendidikan yang berkualitas dan inovatif, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Dalam tahun 2024 ini, diharapkan adanya kolaborasi yang erat antara pihak donor, sekolah, dan masyarakat lokal, dengan tujuan menghasilkan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan siswa. Terakhir, harapan terbaik untuk para siswa penerima donasi di tahun 2024 ini adalah terciptanya lingkungan yang inklusif dan saling mendukung. Semoga mereka merasa diterima dan dapat berkontribusi dengan percaya diri di dalam komunitas sekolah mereka. Semua ini diharapkan dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan penuh potensi.

Perayaan Natal dan Tahun Baru di Sekolah Malang Read More »

Selamat Merayakan Tahun Baru 2024

Oleh : Fadhiah Elbas AAT INDONESIA – Tahun Baru 2024 telah tiba dan membawa harapan yang segar bagi semua orang di seluruh dunia. Ini adalah saat untuk merayakan pencapaian masa lalu dan merencanakan tujuan baru untuk masa depan. Dengan perasaan optimisme dan semangat yang menyala-nyala, banyak orang mengambil waktu untuk merenungkan perjalanan mereka sejauh ini dan menatap ke depan dengan antusiasme yang baru. Bagi sebagian orang, Tahun Baru merupakan kesempatan untuk membuat resolusi baru. Ini adalah saat di mana mereka berkomitmen untuk melakukan perubahan positif dalam hidup mereka, baik itu dalam hal kesehatan, karier, atau hubungan pribadi. Resolusi tersebut seringkali menjadi pendorong bagi banyak orang untuk mencapai potensi terbaik mereka dan mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Tahun Baru 2024 juga memberi kita peluang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Perayaan dengan pesta, pertunjukan kembang api, dan acara khusus lainnya menjadi momen berharga untuk menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Semangat solidaritas dan harapan untuk masa depan yang lebih baik dirasakan oleh banyak orang di seluruh dunia saat menutup babak lama dan membuka lembaran baru dalam buku kehidupan.

Selamat Merayakan Tahun Baru 2024 Read More »

Bernadine Ignatine, Siswa Kelas 6 SD Kanisius Sumber, Raih Prestasi Gemilang di Lomba Bahasa Inggris dan Lomba Menulis Cerkak.

Oleh : Dionisia Destikarniaman Gulo (BPT Yogyakarta). Di tengah semangat kompetisi yang membara, Bernadine Ignatine, seorang siswa kelas 6 di SD Kanisius Sumber, berhasil mengukir prestasi gemilang dalam beberapa kompetisi bergengsi tingkat kecamatan Dukun. Mengukir Sejarah dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris. Pada lomba pidato bahasa Inggris tingkat kecamatan Dukun, Bernadine mampu menunjukkan kepiawaiannya dan berhasil meraih juara II. Kebolehannya dalam berbicara bahasa Inggris tidak hanya memukau juri, tetapi juga memberikan inspirasi bagi teman-temannya. Kemenangan Ganda dalam Lomba Menulis Cerkak. Tidak berhenti di situ, Bernadine kemudian menyabet juara 2 dalam lomba menulis cerkak yang diadakan sebagai bagian dari Lomba FTB Kecamatan Dukun 2023. Prestasinya ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi SD Kanisius Sumber, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai perwakilan terbaik dari sekolahnya. Bernadine percaya bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, siapapun bisa meraih prestasi. Dan yang paling penting, teruslah belajar dan jangan pernah takut untuk mengambil tantangan. Inspirasi untuk Generasi Muda. Prestasi gemilang Bernadine Ignatine kini telah menjadi sumber inspirasi bagi teman-temannya di SD Kanisius Sumber. Prestasi Bernadine adalah cermin dari semangat belajar dan dedikasi yang tinggi. Prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh siswa untuk terus mengembangkan potensi mereka. Menyemai Semangat Juang di Sekolah. Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, Bernadine Ignatine bukan hanya menjadi kebanggaan sekolahnya, tetapi juga membuktikan bahwa usaha keras dan semangat pantang menyerah adalah kunci kesuksesan. Selamat untuk Bernadine, dan semoga prestasinya menjadi pemicu semangat juang bagi generasi muda lainnya.

Bernadine Ignatine, Siswa Kelas 6 SD Kanisius Sumber, Raih Prestasi Gemilang di Lomba Bahasa Inggris dan Lomba Menulis Cerkak. Read More »