Oleh: Raka Widhi Antoro, BPT Sekretariat Purwokerto.
Di pengalamanku selama di AAT beberapa tahun, membuat diriku jadi pribadi yang ingin sebagai pemberi dan bukan peminta. Karena sejak mengikuti survei serta mengisi data anak – anak penerima beasiswa, membuat diriku ingin membantu anak – anak yang membutuhkan dan itu tentu membuka mata hatiku untuk melihat orang di sekeliling kita yang lebih membutuhkan bantuan dibandingkan hidupku sendiri.
Pengalaman paling aku ingat sampai sekarang adalah survei di tempat SD Maria Immaculata Cilacap yang mewawancarai anak dengan keterbelakangan mental (anak penerima beasiswa tahun 2019) serta Neneknya, anak tersebut ditinggal Orang Tua nya (benar-benar ditinggal dan tidak diurus serta tidak mengabari anak atau Neneknya) dengan status cerai dan ‘tidak memiliki tempat tinggal’ sampai-sampai Neneknya tidak mau cerita secara detail karena keliatan tidak enak diungkapkan masalah internal keluarganya. Beruntung mereka dibantu oleh Romo yang berada di Gereja daerah Cilacap untuk biaya sekolah, akan tetapi aku merasa kasihan dengan Neneknya karna memiliki pekerjaan sebagai pemulung dan juga memang tidak memiliki tempat tinggal.