Testimoni Murid SMK Dominikus

  “Puji syukur berkat adanya bantuan dari AAT saya bisa melanjutkan sekolah, dan bisa bersekolah di SMK Dominikus. Saya sangat berterimakasih kepada AAT atas bantuan yang diberikan oleh AAT. Dengan adanya bantuan ini sangat membantu dan meringankan beban orangtua saya yang bekerja sebagai petani, dan hasil bertani hanya bisa cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.” — Susi Setiasih – XI Akuntansi “Saya sungguh berterimakasih atas kepedulian Bapak/Ibu (AAT) yang telah membantu meringankan beban orangtua saya. Perlu diketahui bahwa Orangtua saya kondisinya sangat kekurangan, yang bekerja hanya sebagai tukang ojek.” — Hendro Gunawan – XI Akuntansi   “Novia berterimakasih sekali karena dengan bantuan dari AAT dapat meringankan tanggung jawab orangtua, karena orangtua saya bekerja sebagai petani. Untuk itu Novia mengucapkan terima kasih banyak dengan Bapak/Ibu (AAT), semoga Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua.” — Novia Kristiani – XI Akuntansi   “Terimakasih saya ucapkan kepada AAT atas bantuan yang diberikan untuk saya selama ini di SMK Dominikus. Sehingga dengan beasiswa yang saya dapatkan, dapat membantu meringankan beban orangtua saya, terutama karena perjalanan ke sekolah begitu jauh sehingga ada pengeluaran tambahan untuk transport (angkot).” — Novena Priyastuti – XI Akuntansi   “Saya mengucapkan banyak terimakasih dan bersyukur karena ada AAT yang membantu meringankan biaya sekolah saya. Saya sangat berterimakasih sekali karena orangtua saya sangat berkesusahan mencarikan biaya untuk saya. Ayah saya hanya bekerja sebagai buruh dan penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu saya hanya dirumah, dan kadang-kadang bekerja di sawah sebagai buruh untuk mencari tambahan biaya transport dan uang saku. Jarak antara rumah dan sekolah saya sangat jauh dan terkadang transportasi susah.” — Dina W – XI Akuntansi   “Saya disini ingin mengucapkan banyak terimakasih, kepada AAT terutama kepada Tuhan Yesus karena dengan adanya beasiswa dari AAT dapat membantu meringankan beban orangtua saya. Setiap hari saya selalu naik angkot karena jarak rumah yang jauh, dan ini membutuhkan biaya yang lebih setiap harinya.” — Yustina Putri R.W – XI Akuntansi   “Terimakasih kepada AAT, karena saya merasa sangat terbantu terutama dalam pembayaran SPP. Saya berharap beasiswa ini akan terus berlanjut untuk keperluan masa depan saya. Orang tua saya hanya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang tidak menentu.” — Ari Prasetyo – XI Akuntansi   “Terimakasih kepada AAT karena telah meringankan beban orangtua saya. Orangtua saya sudah bercerai dan saat ini saya tinggal bersama mamah saya.” — Samuel Harjianto – XI Akuntansi   “Terimakasih saya ucapkan, berkat bantuan beasiswa ini saya bisa bersekolah. Setiap hari pulang sekolah saya harus membantu berjualan buah-buahan untuk menambah peghasilan dan meringankan beban orangtua saya. Orangtua saya hanya bekerja sebagai buruh bangunan.”  — Dwi Triyanto – XI Akuntansi   “Terimakasih atas bantuan dari AAT yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya masih bisa bersekolah sampai saat ini. Bantuan ini sungguh sangat membantu meringankan beban orangtua, karena orangtua saya hanya seorang petani yang penghasilannya tidak tentu setiap bulan.” — Lusia Pramudita.S.S – XI Akuntansi   Baca juga : Testimoni Murid SMK Sanjaya Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya  

Testimoni Murid SMK Dominikus Read More »

Testimoni Murid SMK Sanjaya

  Ayah saya buruh berpenghasilan tak tentu, dan ibu seorang ibu rumah tangga. Kadang orangtua berhutang demi  kebutuhan keluarga. Belum kalau mendapat surat dari sekolah untuk melunasi tunggakan, orangtua kebingungan mencari pinjaman. Tapi saat ini kami lega, saya pun lebih bersemangat dalam belajar karena bantuan dari AAT. Terima kasih AAT.” — Anastasi Dewi W (XII PJ) ” Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Adik saya masih duduk di kelas 6 SD. Orang tua saya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu dan hanya cukup untuk makan saja. sedangkan untuk biaya sekolah orang tua harus mengutang di tetangga. Berkat AAT sekarang saya dapat bersekolah dengan tenang dan lebih bersemangat. Saya berharap semoga dengan adanya AAT ini cita-cita saya dapat terwujud dan pada akhirnya nanti bisa membanggakan kedua orang tua saya. ” — Galuh Puji Astuti (XII AP) “Saya sekarang bisa lebih konsentrasi dan focus belajar dengan semangat berkat AAT, dahulu saya putus asa karena setiap mau membayar ibu saya hutang tetangga dan saya kadang menerima dengan sedih. Sekarang berkat AAT tidak lagi” — Maria Dwi Jayanti (XII Ak)   “Dahulu saya SPP selalu nunggak karena penghasilan orang tua saya tidak menentu, berkat AAT sekarang bisa rutin membayar” — Paulina Arsanti (XII Ak)   “Adik saya 5, ayah saya sudah meninggal, ibu saya bekerja sebagai buruh tani. Dahulu saya bingung ketika lulus SMP apakah dapat meneruskan ke SMK karena kesulitan biaya. Berkat AAT sekarang saya bisa melanjutkan sekolah sampai kelas XII dan setelah lulus saya ingin cepat bekerja untuk sekolah adik-adik saya. Saya akan menyekolahkan adik-adik saya di SMK Sanjaya Pakem supaya mendapat AAT” — Valentinus Febriono (XII Ak)   “Ayah saya bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan minim hanya untuk makan. Berkat AAT sekarang saya dapat bertahan sekolah sampai kelas XII dan saya berharap AAT membiayai saya sampai lulus” — Diah Ayu Wijayanti (XII Ak)   “Terima kasih Tuhan berkat bantuan AAT saya tidak bingung lagi membayar SPP. Ibu saya seorang janda dengan 3 orang anak yang bekerja sebagai buruh tani yang penghasilannya hanya cukup untuk makan. Sekarang saya lebih bersemangat dalam belajar karena berkat bantuan AAT” — Veronika Meilina Estiningsih (XII AP)   “Ayah saya seorang buruh bangunan dan  ibu saya tidak bekerja. Penghasilan ayah hanya cukup untuk makan dan minum. Dahulu saya putus asa mau keluar karena kesulitan administrasi. Berkat bantuan AAT sekarang saya bersemangat lagi untuk menyelesaikan sekolah” — Ria Krisdayanti David (XII AP)   “Puji syukur kepada Tuhan, karena berkat AAT saya dapat bersekolah sampai saat ini. Karena ayah saya sudah meninggal dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Setiap hari kami hanya mengandalkan hasil kebun yang tidak seberapa. Dan berkat AAT saya dapat bersekolah dan dapat mengurangi beban ibu dalam membiayai sekolah” — Safitri Eka Ambarwati (XII AP)   “Ayah bekerja sebagai buruh tukang bangunan dan penjaga malam di koperasi susu. Pendapatan keluarga hanya cukup untuk biaya sehari-hari, ditambah lagi bila sakit diabetes ayah kambuh dan harus mengeluarkan biaya untuk berobat. Namun berkat AAT beban yang ditanggung ayah berkurang untuk membiayai sekolah saya dan adik. Terima kasih AAT yang selalu membantu saya dan keluarga” — Dirana Marlianik (XIIAP)   “Ayah saya seorang karyawan swasta  dengan gaji pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sudah 5 tahun terakhir ini ayah sakit dan itu pun sangat membutuhkan banyak uang untuk berobat. Karena keadaan tersebut saya merasa “minder” karena setiap kali harus bayar sekolah selalu “nunggak” biaya sekolah. Sekarang saya merasa lega karena ada bantuan AAT yang sangat membantu saya dalam penyelesaian biaya sekolah. Terima Kasih AAT .” — Christina Leni Prana Wati (XII AP)   “Ayah saya seorang pensiunan PNS dan ibu sebagai ibu rumah tangga.  Penghasilan ayah selalu habis untuk berobat ke Rumah Sakit karena penyakit diabetesnya. Sehingga untuk membayar biaya sekolah tak jarang ibu harus hutang sana sini. Saya hanya bisa berdoa agar Tuhan menolong saya supaya dapat bersekolah dengan lancar. Ternyata Tuhan benar-benar mengabulkan doa saya dengan melalui AAT Tuhan telah menjawab doa saya. Semoga Tuhan selalu memberkati AAT “ — Elizabeth Widityas Prabudiarni (XII AP)   Saya hidup dengan ibu sedangkan ayah pergi sejak saya kecil. Sehari-hari ibu bekerja membanting tulang sebagai buruh tani demi menghidupi keluarga dan membiayai sekolah saya. Namun dengan adanya bantuan AAT saya sangat terbantu dalam melanjutkan pendidikan saya.” — Sukerni (XII AP)   “Bantuan AAT sungguh-sungguh berarti bagi saya maupun orang tua saya. Karena berkat bantuannya saya dapat bersekolah dengan tenang dan bersemangat. Orang tua saya juga sangat terbantu dalam meringankan biaya sekolah” — Agustina Rinti (XII PJ)   Ayah saya bekerja sebagai buruh tani dan Ibu sehari-hari membuat tempe untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. karena masih belum cukup untuk memenuhi keluarga maka saya bekerja di tempat guru saya untuk membantu membayar sekolah dan uang saku. Saya bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bantuan AAT saya sudah tidak kuwatir lagi nunggak membayar sekolah.” — Agus Suryanto (XII PJ)   — Dra. N. Rini Kusparwati – Guru BP SMK Sanjaya Pakem Sungguh saya merasa mukjijat Tuhan selalu hadir di tengah karya-karyaNya. Kadang saya merasa putus asa dan menyerah kalau menyaksikan siswa didik saya yang sampai harus keluar karena tidak ada biaya, karena memang sangat kekurangan pada saat saya adakan home Visit. Tetapi adanya AAT membuat saya semakin semangat dan lega kalau melihat siswa didik kami dapat terlepas dari putus sekolah.   Baca juga : Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya Testimoni Murid SMK Dominikus

Testimoni Murid SMK Sanjaya Read More »

Tabulampot AAT

Memasuki usia  ke-80 pada 19 Februari 2011, SD Marsudirini St. Theresia Boro bekerjasama dengan Anak-Anak Terang, melaksanakan kegiatan Tanaman Buah dalam Pot (Tabulampot). Tabulampot yaitu program pembelajaran siswa untuk menanam semua jenis tanaman yang bernilai ekonomis dalam pot seperti : cabe, sawi, tomat, dll yang bisa tumbuh dan bisa dijual dengan mudah di pasar tradisional. Setiap siswa bertanggung jawab atas satu atau dua pot besar berukuran diameter 30 cm dan dirawat di sekolah dengan mekanisme kerja setiap kelas diberi bibit satu jenis tanaman. Pot akan ditempatkan di halaman depan kelas masing-masing agar perawatan setiap harinya dapat lebih terjaga dan terawasi. Selanjutnya, setelah memasuki masa panen, maka Tabulampot akan dipanen serentak dan hasilnya dijadikan sebagai modal pengembangan sekolah dalam program Tabulampot selanjutnya. Tabulampot sendiri bertujuan sebagai aplikasi pembelajaran tentang lingkungan hidup dan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Selain itu juga mengajak anak untuk peka pada lingkungan sekitar, mengenalkan kepada siswa cara pemeliharaan tanaman, dan menyalurkan bakat dan minat anak terhadap agrobisnis. Program Tabulampot juga menjadi sarana pembelajaran wirausaha siswa. Bersama AAT, Program Tabulampot dilaksanakan mulai awal Februari 2011, tepatnya tanggal 2 Februari 2011 dengan harapan pada pelaksanaan bazar di sekolah (tanggal 13 Februari 2011) dan pada perayaan puncak syukur 80 Th SD Marsudirini St. Theresia (tanggal 19 Februari 2011) sudah dapat dilihat proses awal pembelajaran ini oleh para orang tua / wali siswa yang berkunjung di sekolah. Selama 80 tahun SD Marsudirini mendidik siswa siswi dari berbagai latar belakang, dan kondisi yang berbeda pula. Berkaitan dengan kondisi lingkungan yang rata–rata masyarakatnya petani, maka SD Marsudirini berusaha mengaplikasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dalam bentuk pengenalan lingkungan hidup bertani.   Lihat juga : Galeri Foto Tabulampot AAT Pertanggungjawaban Tabulampot AAT

Tabulampot AAT Read More »

Ayo Bantu Anak Asuh

Tiap tahun sekitar 1700-an anak asuh AAT yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dibantu dengan Beasiswa Anak Anak Terang yang besarnya mencapai ± Rp 100 juta per bulan. Kami mengetuk hati rekan sekalian guna berpartisipasi membantu pendidikan anak asuh bersama 635 donatur lain baik dari dalam dan luar negeri. Untuk memberi dukungan demi kelangsungan pelayanan  “Anak Anak Terang”. Untuk membantu, ada 2 cara yang bisa dipilih :

Ayo Bantu Anak Asuh Read More »

Tentang Anak Anak Terang

Anak Anak Terang (AAT) adalah Komunitas Beasiswa yang menaungi siapa saja yang mempunyai kepedulian yang sama pada anak-anak yang kurang beruntung di bidang pendidikan formal. AAT mempunyai misi untuk memberikan pelayanan beasiswa pendidikan formal bagi anak-anak asuh sekaligus mendampingi dengan perhatian serta kasih sayang, sehingga anak-anak asuh dapat menyelesaikan pendidikan formal dengan baik. Beasiswa AAT diberikan untuk jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMU/SMK. Setiap tahun sekitar 1000-an anak dibantu. Jumlah ini akan terus bertambah. Untuk tahun ajaran 2012/2013, jumlah anak asuh AAT sebanyak 1.770 anak yang keberadaannya tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Donatur berasal dari dalam maupun luar negeri. Saat ini (tahun ajaran 2012/2013) tercatat 635 donatur yang terdiri 432 orang donatur aktif/tetap, dan sisanya berupa donatur tidak tetap. Beasiswa yang disalurkan per bulan mencapai Rp 101.021.500,- dengan total lebih dari Rp 1 Milyar per tahun. Kami mengetuk hati rekan-rekan sekalian untuk ikut berpartisipasi demi kelangsungan pelayanan “Anak Anak Terang” baca juga Sejarah Pendirian AAT Visi dan Misi AAT Logo dan Makna Logo AAT Pengurus AAT Tanya Jawab AAT

Tentang Anak Anak Terang Read More »

AAT di SLB YAPENAS

Salah satu sekolah yang mendapat bantuan beasiswa AAT adalah SLB B/C YAPENAS Yogyakarta. Delapan puluh persen orang tua dari murid-murid di SLB YAPENAS Yogyakarta berasal dari keluarga yang tidak mampu. Di sekolah ini, hanya terdapat 2 ruang kelas untuk keperluan belajar. Oleh sebab itu, satu kelas disekat menjadi tiga. Satu kelas terdiri dari 3 hingga 5 anak.

AAT di SLB YAPENAS Read More »