Penulis – Akbar R
SD Yos Sudarso CIbunut merupakan salah satu sekolah yang bekerja sama dengan Yayasan AAT
Indonesia, khususnya berada dalam lingkup Sekretariat Bandung. Selama kunjungan dan wawancara,
penulis menemukan hal unik dan fakta menarik pada anak asuh.
Sewaktu Yayasan AAT Indonesia membuka kesempatan untuk pengajuan calon anak asuh baru, pihak
Yayasan melalui BPT Sekre perlu melakukan validasi data dengan mengunjungi sekolah dan
mewawancarai calon anak asuh. SD Yos Sudarso Cibunut merupakan 1 dari 93 sekolah aktif yang
bekerjasama dengan Yayasan, tidak melewatkan kesempatan ini. Pihak sekolah melalui PJ Sekolah
mengajukan sejumlah calon anak asuh baru.
SD Yos Sudarso Cibunut terletak di dusun CIbunut, desa Cirukem, Kec. Garawangi, Kab. Kuningan, Jawa
Barat. Jika hendak menuju ke SD Yos Sudarso Cibunut dari terminal Kab Kuningan memerlukan waktu
kurang lebih sekitar 30 menit. Sekolah tersebut berada di dataran tinggi, sehingga menurut penulis
suasananya nyaman dan sejuk. Penulis berkesempatan untuk mengunjungi sekolah tersebut secara
langsung pada tanggal 14 Mei 2024. Beberapa hal unik ditemukan saat wawancara berlangsung.
Berbeda dengan kebanyakan anak – anak pada umumnya yang menyukai makanan olahan seperti
burger, pizza atau makanan cepat saji lainnya, anak – anak disana lebih menyukai sayuran. Bukan
karena mereka tidak mengenal atau asing dengan jenis makanan tersebut, tetapi mereka tumbuh di
lingkungan yang memperkenalkan nilai kesederhaan dan kesehatan sejak dini.
Selain itu mereka juga terbiasa hidup tanpa gadget. Disaat anak lain sedari kecil sudah memegang dan
memainkan game di hp, anak – anak disana masih sering bermain seperti sepak bola, kejar – kerjaran
dan permainan dengan aktivitas fisik lainnya. Ini membuat anak – anak memliki fisik yang lebih baik
dan tidak mudah sakit.
Hal unik lain yang penulis temui adalah terdapat kepercayaan lokal yang masih terjaga hingga sekarang,
yang dikenal dengan nama Sunda Wiwitaan. Kepercayaan tersebut sebuah ajaran spiritual yang
mengajarkan harmoni antara manusia, alam dan Sang Hyang Kersa (Sang Pencipta). Sunda Wiwitan
dipercaya sudah ada sebelum agama lain disebarkan di tanah Jawa Barat.
Secara formal Sunda Wiwitan dan kepercayaan lokal lainnya diakui melalui Putusan MK Nomor
97/PUU-XIV/2016 dan dilanjutkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2017
tentang Blangko Kartu Keluarga, Register dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil dan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 471.14/10666/Dukcapil tentang Penerbitan Kartu Keluarga Bagi Penghayat
Kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga bagi mereka yang menganut Sunda Wiwitan atau
kepercayaan lokal lainnya, pada KK dicantumkan Kepercayaan Tuhan YME. Sejalan dengan hal ini, pada
sistem kami, SIANAS, juga terdapat peyesuaian. Selain 6 agama yang diakui secara resmi, kami juga
menambahkan Kepercayaan Lainnya pada saat pengisian data anak asuh.
Pengalaman yang sungguh berharga bisa mengunjungi SD Yos Sudarso Cibunut. Ini bisa jadi pengingat
untuk penulis maupun para pembaca untuk sering mengkonsumsi sayuran dan mulai mengurangi
makan yang berbasis olahan pabrik atau cepat saji. Selain itu, perlu perbanyak aktivitas fisik juga, agar
tubuh terjaga dengan baik serta tak lupa bahwa ternyata Indonesia sangat kaya akan budaya.
Kepercayaan lokal yang belum pernah penulis temui, dapat penulis temui saat kunjungan ini. Semoga
dengan banyak keberagaman ini, Indonesia tetap satu dan saling menghargai satu sama lain.
Bagaimana pembaca, asik bukan pembahasan kali ini? Semoga dikesempatan lain, penulis bisa
becerita banyak hal tentang keunikan anak asuh di daerah lainnya. Mengingat kunjungan ke daerah
lain pasti membutuhkan biaya untuk transportasi dan akomodasi, oleh karena itu kami akan sangat
terbantu jika para pembaca, ada yang bersedia menyisihkan min Rp10.000/bulan untuk Donasi
Operasional Yayasan AAT Indonesia.
Jangan lupa tinggalkan jempol dan komen serta bagikan pengalamanmu saat mengkunjungi tempat
yang baru, sehingga kamu bisa menemukan hal unik disana!!
Terima kasih
Penulis – Akbar R