Sejarah

Kilas Balik

Bermula dari adanya kekhawatiran akan nasib pendidikan dari 25 anak SLTP di Kampung Jembatan, maka ketika tahun ajaran baru 2002-2003 akan dimulai, diadakan pertemuan dengan para calon murid (dan orang tua) sehubungan dengan adanya tawaran beasiswa dari seorang donatur. Akan tetapi, dalam perkembangannya, donatur tersebut menyatakan tidak sanggup untuk membiayai seluruh anak, karena kemampuannya terbatas hanya untuk 10 anak saja.

Saat itulah timbul rasa bingung dan khawatir akan nasib 15 anak yang lain, karena tidak adil rasanya memberi perhatian hanya kepada sebagian anak saja. Akhirnya dengan segala keberanian, kami menghubungi beberapa orang teman, dengan harapan akan terkumpul paling tidak 15 orang tua asuh.

Ternyata dari beberapa teman yang kami hubungi, ada seorang teman yang bersedia menyebarkan permohonan itu melalui email dan berbuah hasil. Kami yang tadinya bingung karena kekurangan dana akhirnya menjadi bingung karena kelebihan dana.

Banyaknya dana yang kami dapatkan itu adalah berkat dari Tuhan sehingga tidak boleh disia-siakan begitu saja. Kami kemudian mengumpulkan beberapa donatur yang sudah ada saat itu menjadi suatu kelompok yang memiliki kepedulian yang sama yaitu kepada anak-anak yang tidak mampu mengenyam pendidikan karena alasan keuangan. Tidak hanya bagi anak-anak di Kampung Jembatan, tetapi juga bagi anak-anak di mana saja yang perlu dibantu.

Maka pada tanggal 1 Agustus 2002, lahirlah kelompok “Anak Anak Terang”, kelompok yang mempunyai misi pelayanan beasiswa pendidikan formal bagi anak-anak yang tidak mampu.

Berubah Menjadi Yayasan AAT Indonesia

Dalam perkembangannya hingga saat ini, bentuk kelompok informal tanpa badan hukum sudah tidak dapat lagi menaungi karya pelayanan Anak Anak Terang yang semakin meluas, dimana jumlah anak asuh mencapai ribuan setiap tahunnya dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari tingkat SD, SMP, SMU/SMK hingga perguruan tinggi. Besarnya beasiswa yang disalurkan mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Donatur berasal dari seluruh wilayah Indonesia hingga menembus batas negara. Tercatat beberapa donatur berdomisili di Singapura, Perancis, Hongkong, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Jerman, Belgia, Belanda, Qatar hingga Australia.

Melalui Rapat Pengurus di Rumah Pastoral Hening Griya, Baturaden, Purwokerto pada tanggal 10 sampai dengan 12 Maret 2013, dalam upaya melaksanakan karya-karya untuk mencapai tujuan di bidang sosial demi tercapainya masa depan yang lebih baik, dan terutama upaya membentuk manusia Indonesia seutuhnya, Anak Anak Terang yang telah mulai berkarya sejak tanggal 01-08-2002 (satu Agustus tahun dua ribu dua), terpanggil untuk secara nirlaba dan formal melanjutkan karya-karya pelayanan kepada masyarakat dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan dalam “YAYASAN AAT INDONESIA”.

Yayasan AAT Indonesia dikukuhkan melalui Akta Notaris No. 12 pada tanggal 8 Oktober 2013 oleh Notaris D. Sukardi, SH., MM., M.Kn., M.Si. di Jakarta. Tercatat di Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak dengan NPWP No. 66.215.609.0-432.000. Yayasan AAT Indonesia disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-2314.AH.01.04.Tahun 2014 (tanggal 21 April 2014).

 

Background

In the beginning of class 2002-2003, a concern on the following of learning for 25 junior high school students in Kampung Jembatan became an issue. We had a meeting with the students and their parents to discuss about a scholarship that proposed from a donor. Along the process, the donor eventually stated that they was able to support only 10 out of 25 students.

We were very worried since it was very unfair for the other 15 students. Finally, we decided to call several friends with hope that we could find at least 15 sponsors for the rest.

The respond turned out to be surprised. One of our friends forwarded the news through email and it was very fruitful. We were very hopeless because we did not have enough money for the entire student before, but then we were over-whelmed because suddenly we had too much money to give.

The amount of donation gave to us was a blessing, it should not go to waste. We decided to invite the donors to a group focusing on the same cause, which is the education of the unfortunate children. The target/achievement was also expanded not only for the kids in Kampung Jembatan, but also for who are in need nationally.

On 1st of August 2002, we established “Anak Anak Terang” (“The Bright Children”). A group which has mission to provide scholarships for unfortunate children to formal education.

The establishment of Yayasan AAT Indonesia

Along its development, an informal group was not able to support the massive expansion of service of Anak Anak Terang until today. At that time, every year we had about thousand grantee from all over Indonesia ranged from primary school students to university students. The amount of the scholarships given (subjek woooi, selalu di depan) has reached around hundred million rupiahs every month. The donors came from all over Indonesia and even abroad. Some donors came from Singapore, France, Hongkong, USA, South Africa, Germany, Belgium, The Netherlands, Qatar and Australia.

For those reasons, we held a board meeting from 10 – 12th of March 2013 at pastoral house Hening Griya, Baturaden, Purwokerto in an effort attempt to work on reaching the main goal for better future particularly in social live and to educate Indonesian children to be a real Indonesian. Anak Anak Terang had been operating from 1st of August 2002 and since then it was for a non-profit and formal to continue servicing the society and those in needs in Yayasan Anak Anak Terang Indonesia.

“Yayasan Anak Anak Terang Indonesia” is confirmed by a notarial deed number 12 on 8th of October 2013 through a notary, D. Sukardi, SH., MM., M.Kn., M.Si. in Jakarta.