Anak Asuh

Perjalanan Mengunjungi 3 Sekolah di Sekretariat Bandung

Oleh : Akbar Romadon Pada tanggal 12 Mei 2024, saya Akbar, perwakilan dari Yayasan AAT Indonesia khususnya Sekretariat Bandung memulai perjalanan untuk melakukan kunjungan ke 3 sekolah yang tersebar di 3 kota yaitu Cirebon, Kab. Kuningan dan Kab. Cianjur. Perjalanan pertama dimulai dengan mengunjungi sekolah yang ada di Kota Cirebon, tepatnya di SMA Putra Nirmala Cirebon. Mengingat masih ada di sekitar kota Cirebon, cukup memudahkan saya untuk menuju ke sekolah tersebut menggunakan ojek online. Sekilas mengenai sekolah ini, tergolong cukup lengkap. Dari tingkat TK sampai SMA ada pada lingkungan sekolah ini. Secara gambaran besar, setelah saya mewawancarai 15 calon anak asuh yang telah diajukan oleh pihak sekolah, rata – rata mereka memiliki tunggakan berupa SPP dan uang Gedung yang belum lunas. Namun meski demikian, masih terlihat jelas di wajah mereka, semangat untuk melanjutkan belajar. Rata – rata pekerjaan orang tua mereka adalah driver ojol, karyawan toko dan buruh pabrik. Penanggung jawab yang mewakili sekolah ini adalah Ibu Jenny yang tampak masih tergolong muda. Beliau juga yang menyeleksi terlebih dahulu calon anak asuh yang akan diajukan untuk diwawancarai. Beliau juga menjelaskan beberapa anak yang memang membutuhkan bantuan, serta ada beberapa anak yang memang cukup pendiam, sehingga saat wawancara perlu ada trik khusus untuknya agar bersedia menjawab. Perjalanan berlanjut ke Kab. Kuningan yang mana untuk menuju kesana saya dijemput oleh Bu Tati, penanggung jawab SD Yos Sudarso Cibunut. Hal itu menjadi pertimbangan karena kurang fleksibelnya transport umum menuju ke daerah sana. Dari Kota Cirebon menuju ke penginapan yang berada di Cisantana (Kab. Kuningan), membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 2 jam. Keesokan paginya, saya harus keluar dari penginapan sekitar jam 5.30 karena mobil jemputan mulai beroperasi jam segitu. Mobil jemputan ini berupa mobil pick up yang atasnya ditutupi kain terpal dan untuk dudukan penumpang terdapat 2 baris papan kayu. Penampilannya adalah seperti ini. Menurut keterangan dari Bu Tati, kendaraan ini adalah dipergunakan untuk pergi pulang sekolah bagi guru – guru yang rumahnya ada disekitar jalur Cisantana menuju Cibunut. Untuk menaiki ini Bapak/Ibu guru membayar secara bulanan kepada supir pick up. Dari CIsantana ke Cibunut membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan. Sekolah berada di tempat yang cukup jauh dari perkotaan, sehingga sinyal tergolong sulit dijangkau dan membutuhkan wifi. Selain ada tingkat SD, sekolah ini juga terdapat tingkat TK-nya juga. Saya mewawancarai 8 calon anak asuh baru dari SD Yos Sudarso Cibunut. Rata – rata pekerjaan orang tua mereka adalah merantau ke Jakarta, ada yang jadi pedagang ada juga yang mengumpulkan botol bekas. Rata – rata mereka diberikan uang saku secukupnya untuk beli minum dan 1 jajan, karena sudah dibawakan bekal dari rumah. Fakta uniknya adalah, jika pada umumnya anak seusia mereka lebih suka makanan seperti sosis atau makanan berbahan daging lainnya, mereka lebih suka mengkonsumsi sayuran. Dan mereka cukup excited bercerita tentang bekal apa yang mereka bawa hari itu. Mereka anak ceria yang tetap bersemangat sekolah. Setelah selesai wawancara di SD Yos Sudarso Cibunut, saya diantar salah satu Bapak Guru kembali ke Kota Cirebon untuk naik kereta menuju Pasar Senen. Yang nantinya dari Pasar Senen melanjutkan perjalanan ke Bogor menggunakan KRL. Sekolah yang terakhir saya kunjungi adalah SD Mardi Waluya Cipanas, yang menuju kesana bisa menggunakan 2 opsi. Jika dimulai dari Bogor, nanti bisa menggunakan Bus Kita dan berganti naik angkot 2 kali untuk bisa sampai di sekolah tersebut. Opsi kedua, jika dimulai dari Bandung bisa menggunakan bus Jurusan Bandung – Bogor via Cianjur (Cipanas). Kurang lebih waktu yang saya butuhkan dari Bogor menuju ke Cipanas sekitar 2 jam perjalanan dengan catatan tidak terjadi kemacetan. Lokasi SD Mardi Waluya Cipanas masih satu Yayasan dengan Panti Asuhan Santo Yusup dan didekat sana terdapat TK Mardi Waluya serta SMP Mardi Yuana. Jadi seluruh anak panti bersekolah diantara TK, SD atau SMP tersebut. Pada SD Mardi Waluya Cipanas yang saya wawancarai sejumlah 20 calon anak asuh. Sebagian besar kelas 1 dan 2, serta sisanya campuran kelas 3 – 6. Rata – rata mata pencarian orang tuanya adalah sebagai ojol, penjaga vila dan membantu di Gereja. Anak – anak yang saya wawancarai tergolong aktif dalam menjawab, tidak pemalu dan ceria. Meskipun saya tidak tahu, dibalik keceriaan itu apakah ada luka yang besar disana atau tidak. Penanggung jawab sekolah ini adalah Bapak Heru yang sekaligus juga merupakan Kepala Sekolah. Menurut info dari beliau, ada salah satu anak yang mengikuti wawancara guna bisa mendapatkan uang saku, sampai rela berjualan di sekolah yang mana modalnya dari tetangganya, sehingga jika semua jajanan tersebut terjual habis, dia baru bisa mendapatkan uang saku sejumlah 5.000 rupiah. Menurut info dari Pak Heru, total tenaga pengajar di sekolah tersebut adalah 7 Guru termasuk Pak Heru dan nantinya hanya akan menjadi 6 Guru dikarenakan 1 Guru memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Semoga nanti jika ada yang berminat menjadi tenaga pengajar di SD Mardi Waluya Cipanas, dapat menghubungi Pak Heru. 

Perjalanan Mengunjungi 3 Sekolah di Sekretariat Bandung Read More »

Yudit Airaya Hitomi, Potret Anak Pekerja Keras dan Berbakat

Oleh : Sekretariat Yogyakarta Yudit Airaya Hitomi adalah seorang siswa yang tidak hanya rajin di sekolah, tetapi juga di rumah. Sejak kecil, Yudit telah menunjukkan ketekunan dan disiplin dalam membantu keluarganya dengan pekerjaan rumah tangga. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk membereskan rumah, memasak bekal, dan merawat adik-adiknya yang masih kecil. Kebiasaannya ini tidak hanya meringankan beban ibunya yang merupakan ibu rumah tangga, tetapi juga memperlihatkan tanggung jawab yang luar biasa bagi anak seusianya. Di sekolah, Yudit dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Mata pelajaran favoritnya adalah seni budaya dan bahasa Inggris, di mana ia selalu menunjukkan kemampuan luar biasa. Menggambar adalah salah satu hobinya yang ia gunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Kegemarannya ini sejalan dengan kecintaannya terhadap seni budaya, dan ia sering mendapatkan penghargaan dalam bidang ini. Tak hanya itu, kemampuan public speaking Yudit juga mengesankan. Meski masih di tingkat SMP, cara Yudit menyusun kata-kata dan berbicara di depan umum menunjukkan kedewasaan dan kepandaian yang luar biasa, membuatnya sering menjadi juara kelas. Namun, perjalanan Yudit tidak selalu mulus. Di sekolah, ia sering menghadapi teman-temannya yang merasa iri dengan prestasinya. Ketidakmauan mereka untuk menjalin pertemanan jika Yudit tidak memberikan tugas adalah salah satu tantangan sosial yang ia hadapi. Meskipun demikian, Yudit tetap kuat dan tekun dalam mengejar cita citanya untuk menjadi seorang psikolog. Ia percaya bahwa dengan membantu orang lain memahami diri mereka sendiri, ia bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Kehidupan Yudit yang penuh warna ini juga dipengaruhi oleh kondisi keluarganya. Ayahnya adalah seorang tukang kebun yang memiliki usaha sendiri menanam sawit. Meskipun usaha ayahnya tidak selalu stabil, semangat dan ketekunan ayahnya menjadi teladan bagi Yudit. Keluarga Yudit hidup sederhana, namun penuh kasih sayang dan dukungan satu sama lain. Dengan uang saku yang hanya 5 ribu rupiah per hari dan biaya transportasi umum sebesar 70 ribu rupiah per bulan, Yudit belajar menghargai setiap pengorbanan dan usaha yang dilakukan keluarganya demi pendidikan dan masa depannya.

Yudit Airaya Hitomi, Potret Anak Pekerja Keras dan Berbakat Read More »

Bernadine Ignatine, Siswa Kelas 6 SD Kanisius Sumber, Raih Prestasi Gemilang di Lomba Bahasa Inggris dan Lomba Menulis Cerkak.

Oleh : Dionisia Destikarniaman Gulo (BPT Yogyakarta). Di tengah semangat kompetisi yang membara, Bernadine Ignatine, seorang siswa kelas 6 di SD Kanisius Sumber, berhasil mengukir prestasi gemilang dalam beberapa kompetisi bergengsi tingkat kecamatan Dukun. Mengukir Sejarah dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris. Pada lomba pidato bahasa Inggris tingkat kecamatan Dukun, Bernadine mampu menunjukkan kepiawaiannya dan berhasil meraih juara II. Kebolehannya dalam berbicara bahasa Inggris tidak hanya memukau juri, tetapi juga memberikan inspirasi bagi teman-temannya. Kemenangan Ganda dalam Lomba Menulis Cerkak. Tidak berhenti di situ, Bernadine kemudian menyabet juara 2 dalam lomba menulis cerkak yang diadakan sebagai bagian dari Lomba FTB Kecamatan Dukun 2023. Prestasinya ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi SD Kanisius Sumber, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai perwakilan terbaik dari sekolahnya. Bernadine percaya bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, siapapun bisa meraih prestasi. Dan yang paling penting, teruslah belajar dan jangan pernah takut untuk mengambil tantangan. Inspirasi untuk Generasi Muda. Prestasi gemilang Bernadine Ignatine kini telah menjadi sumber inspirasi bagi teman-temannya di SD Kanisius Sumber. Prestasi Bernadine adalah cermin dari semangat belajar dan dedikasi yang tinggi. Prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh siswa untuk terus mengembangkan potensi mereka. Menyemai Semangat Juang di Sekolah. Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, Bernadine Ignatine bukan hanya menjadi kebanggaan sekolahnya, tetapi juga membuktikan bahwa usaha keras dan semangat pantang menyerah adalah kunci kesuksesan. Selamat untuk Bernadine, dan semoga prestasinya menjadi pemicu semangat juang bagi generasi muda lainnya.

Bernadine Ignatine, Siswa Kelas 6 SD Kanisius Sumber, Raih Prestasi Gemilang di Lomba Bahasa Inggris dan Lomba Menulis Cerkak. Read More »

Birgita Diana Tyas Lestari, Siswi Berbakat dari SD Kanisius Blongkeng, Raih Juara 2 Lomba FLS2N Menyanyi Tunggal Tingkat Kecamatan.

Oleh : Ezra Hasibuan (BPT Yogyakarta). Seorang siswi berbakat, Birgita Diana Tyas Lestari, berhasil mencuri perhatian dan meraih Juara 2 dalam Lomba FLS2N kategori menyanyi tunggal tingkat Kecamatan yang digelar baru-baru ini. Prestasi gemilang ini menambah deretan prestasi sekolah, khususnya SD Kanisius Blongkeng, yang semakin dikenal dalam dunia seni. Birgita, yang memiliki hobi nyanyi sejak dini, berhasil menorehkan prestasi gemilang berkat suara memukau yang mampu mencuri hati para juri. Dalam penampilannya yang penuh emosi, dia berhasil menyampaikan ekspresi dan interpretasi yang mendalam melalui vokalnya yang indah. Bintang Bersinar: Birgita, Inspirasi bagi Teman-temannya. Para juri yang terkesan dengan penampilan Birgita memberikan apresiasi tinggi pada bakatnya yang luar biasa. Suara merdu dan penuh emosi Birgita berhasil menonjolkan dirinya di antara peserta lainnya. Keberhasilannya ini kini menjadikan Birgita sebagai inspirasi bagi teman-temannya di sekolah. Prestasi Birgita: Kebanggaan Bagi SD Kanisius Blongkeng dan Masyarakat Kecamatan Blitar. Bukan hanya sebagai pemenang dalam lomba tersebut, Birgita juga menjadi bintang bersinar dalam dunia seni SD Kanisius Blongkeng. Prestasinya mengukir namanya dalam sejarah sekolah, menjadi bukti bahwa bakat dan kerja kerasnya menghasilkan prestasi yang membanggakan. Prestasi Birgita Diana Tyas Lestari tidak hanya menjadi kebanggaan bagi SD Kanisius Blongkeng, namun juga bagi seluruh masyarakat Kecamatan Blitar. Semoga keberhasilannya ini menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan bakat dan passion mereka dalam dunia seni.

Birgita Diana Tyas Lestari, Siswi Berbakat dari SD Kanisius Blongkeng, Raih Juara 2 Lomba FLS2N Menyanyi Tunggal Tingkat Kecamatan. Read More »