Berkat AAT, Aku Bisa Seperti Yang Sekarang

Berkat AAT, Aku Bisa Seperti Yang Sekarang

Kabar, Testimoni
Oleh: Emy Prihatin Tanggal 4 Maret 2017 adalah hari yang kutunggu-tunggu. Hari dimana aku sah menjadi seorang sarjana. Bahagia dan juga sedih bercampur menjadi satu. Bahagia karena bisa lulus, dimana setelah 4 tahun menuntut ilmu, status mahasiswaku sudah selesai yang berarti aku harus memasuki dunia baru, suasana baru, teman-teman baru, dan lingkungan baru. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman Yayasan Anak-Anak Terang (AAT). Semakin jarang untuk berkumpul bersama mereka, bercanda bersama mereka, dan juga jarang berkunjung ke sekolah-sekolah untuk bertemu dengan calon adik adik asuh. Tapi aku bersyukur karena aku bisa menyelesaikan studi tepat waktu. Perjuangan selama 4 tahun yang tidak sia-sia. Aku tidak menyangka bahwa aku bisa menjadi sarjana. Jika dulu aku tidak mengenal AAT dan tidak bergabung di dalamnya mungkin aku belum bisa seperti sekarang. Selama 3 tahun…
Read More

Hidupku Tertambat Bersama AAT

Kabar, Testimoni
Suatu hari ketika kutelisik ke belakang, sesuatu yang kujalani adalah warisan kedua orang tuaku. Bila melihat anak tidak dapat melanjutkan sekolah maka hatiku serasa teriris. Aku dibesarkan bersama ke-5 saudara kandung dan beberapa saudara yang silih berganti dibawa ayah ke rumah saat mereka ingin melanjutkan kuliah. Prinsip orang tuaku adalah menuntut ilmu setinggi mungkin tanpa memandang usia. Meski orang tuaku tergolong pegawai kecil yang gajinya tidak seberapa, namun kami dinasehati tetap melanjutkan sekolah sebagai bekal hidup. Saudara-saudara maupun anak orang lain yang tinggal di rumah kami tidak dikenai biaya kost sepeserpun asal mereka dengan tekun belajar. Bundaku membantu ayah dengan berjualan kebutuhan sehari-hari, menerima jahitan, serta berjualan masakan. Beliau hanya sempat tidur beberapa jam saja setiap harinya. Sore hari ayah jualan kacang goreng serta jenis-jenis lain di Pasar Peterongan, dahulu…
Read More

Kasih Tuhan Terpancar Melalui AAT

Kabar, Testimoni
“Janji Tuhan laksana matahari yang terbit di esok hari, tidak akan pernah terlambat, selalu tepat pada waktunya”, ungkapan inilah yang cocok untuk menggambarkan perjumpaan pertamaku dengan AAT. Perkenalkan, namaku Jochen Phoan, namun orang-orang lebih sering menyapaku dengan Yohan, aku bukanlah berasal dari keluarga yang berekonomi kaya, kedua orang tuaku juga telah bercerai semenjak aku masih sangat kecil sehingga aku hanya hidup berdua bersama dengan Bunda yang merawat dan mendidikku sedari kecil hingga saat ini. Penghasilan Bunda juga hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan sedikit disisihkan untuk menabung. Meski demikian Bunda bercita-cita agar bisa menyekolahkanku hingga perguruan tinggi, dan perguruan tinggi yang kupilih adalah Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Program Studi Teknik Industri. Dengan menguras seluruh tabungan Bunda, akupun bisa mengenyam bangku kuliah, meskipun kami hanya mampu membayar sebagian dari kewajiban administrasi…
Read More

Letter from Patricia L. Henry

Kabar, Testimoni
One of the highlights of my trip to Indonesia this time, was my meeting with Pak Hadi Santono and a group of volunteers from Anak Anak Terang in Jogjakarta. This amazing group of smart and energetic young people taught me how to support and care for the less fortunate by giving them a chance to go to good schools, hence a good shot in life. Their program is quite basic, but what makes it different and successful is their believe in the "POWER of SMALL" (donation), yet a HUGE network of caring volunteers--educators, sponsors, and students-- providing physical and emotional support for the child. It is a village. With a little less than $10.00 a month, a little more than a cup of cappuccino in the US, we can send…
Read More

Siswa SLB Yapenas : Aku Juga Bisa

Kabar, Testimoni
Nama saya Wahyu Haryono, siswa SLB Yapenas, saya sedang melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan laptop. Saya adalah salah satu anak asuh dari AAT. Sekarang saya kelas XII. Berbagai macam kegiatan di SLB Yapenas, khususnya SMALB, 70% bersifat keterampilan dan 30% bersifat akademis. Belajar komputer sangat menyenangkan, walaupun kondisi saya tunarungu yang tidak bisa mendengar suara di sekitar dengan baik. Tapi saya senang belajar komputer. Temanku pernah juara I desain grafis tingkat kabupaten pada tahun 2012 ini. Saya juga pernah juara I lomba pantomim  Tingkat Kabupaten, dan juara II tingkat Provinsi DIY. Pembelajaran dengan menggunakan komputer sangat membantu pemahaman saya. Buat teman-teman mari belajar komputer seperti saya. Salam untuk AAT !    
Read More

Testimoni SD Marsudirini Boro

Kabar, Testimoni
Hidup yang Dibagikan Sungguh Membawa Rahmat Berlimpah - oleh : Sr. M. Rustika, OSF -   BERAWAL dari informasi yang saya terima tentang adanya komunitas yang peduli pendidikan anak-anak kurang mampu, saya diperkenalkan oleh Rm. Rusmanto, Pr kepada Kelompok Anak-Anak Terang (AAT) di Yogyakarta. Saya mencoba membuat proposal kemudian mengajukannya ke Sekretariat AAT di UAJY. Selang beberapa waktu, Bp. Hadi Santono bersama Tim AAT datang berkunjung ke sekolah kami secara mendadak untuk mengadakan survey atas kondisi siswa dan sekolah. Mereka juga mewawancarai beberapa siswa yang kami ajukan sebagai calon anak asuh. Mulai saat itu, saya menjadi tahu tentang visi & misi Anak-anak Terang. Luar biasa! Dengan bermodalkan saling percaya serta pertanggungjawaban yang tepat kepada para donatur dari berbagai penjuru dunia, Bapak Hadi Santono pun melibatkan diri untuk menjadi bagian penting…
Read More

Testimoni Donatur : Punya Anak Asuh Seringan Makan Burger

Kabar, Testimoni
-- KADANG kita berpikir terlalu ruwet tentang memiliki anak asuh. Misalnya persoalan dimana mencarinya, bagaimana prosesnya, lalu berapa biayanya, dst. Bisa jadi di dalam benak, masih tumbuh persepsi bahwa memiliki anak asuh mesti terlebih dulu menjadi kaya raya, kelebihan uang di rekening bank sampai-sampai bingung mau untuk membeli apa. Lah, bila anggapan ini dirasa kurang tepat, memangnya berapa dana yang perlu dikeluarkan jika ingin mempunyai anak asuh? Memiliki anak asuh pendidikan, dalam arti sang anak bersekolah lalu kita mendukung biaya SPP-nya, alias memberi bantuan beasiswa, tidak menuntut biaya yang heboh. Untuk beberapa sekolah bahkan cukup Rp 20.000,- per bulan. Ya, dua puluh ribu rupiah per bulan. Dua puluh ribu itu.. untuk beli burger Big Mac saja nggak cukup. Buat yang suka film, nomat di XXI Plaza Senayan pun Rp 25.000,-…
Read More

Testimoni Orangtua Murid SMK Sanjaya

Kabar, Testimoni
[caption id="attachment_532" align="alignnone" width="300"] Pertemuan AAT dengan siswa, guru, dan walimurid SMK Sanjaya[/caption]   Yohanes Sudiyanto (Orang tua siswa – Anastasia Dewi Wulandari kelas XII PJ) Pekerjaan saya sebagai buruh musiman dengan penghasilan tidak tentu. Untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga ya sangat pas-pasan, apalagi harus membiayai anak sekolah sangatlah berat. Dengan adanya bantuan dari AAT saya sangat bersyukur pada Tuhan karena berkat AAT anak saya jadi bisa rutin membayar sekolah. Harapan saya setelah anak saya lulus bisa membantu saya membiayai adik-adiknya.   Anastasia Masiyem (Orang Tua Siswa - Brigita Septria Rotua Casegar XII AK) Dengan adanya bantuan dari Yayasan AAT kami dan anak saya Septria sangat merasa tertolong dalam proses belajar maupun biaya sekolah. Kami hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada Yayasan AAT.   Pujiati Lestari (Orang Tua Siswa –…
Read More

Testimoni Murid SMK Dominikus

Kabar, Testimoni
[caption id="attachment_518" align="alignright" width="224" caption="Dwi Triyanto, anak asuh AAT dari SMK Dominikus"][/caption]   “Puji syukur berkat adanya bantuan dari AAT saya bisa melanjutkan sekolah, dan bisa bersekolah di SMK Dominikus. Saya sangat berterimakasih kepada AAT atas bantuan yang diberikan oleh AAT. Dengan adanya bantuan ini sangat membantu dan meringankan beban orangtua saya yang bekerja sebagai petani, dan hasil bertani hanya bisa cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.” -- Susi Setiasih – XI Akuntansi “Saya sungguh berterimakasih atas kepedulian Bapak/Ibu (AAT) yang telah membantu meringankan beban orangtua saya. Perlu diketahui bahwa Orangtua saya kondisinya sangat kekurangan, yang bekerja hanya sebagai tukang ojek.” -- Hendro Gunawan – XI Akuntansi   “Novia berterimakasih sekali karena dengan bantuan dari AAT dapat meringankan tanggung jawab orangtua, karena orangtua saya bekerja sebagai petani. Untuk itu Novia mengucapkan terima…
Read More

Testimoni Murid SMK Sanjaya

Kabar, Testimoni
  [caption id="attachment_511" align="alignnone" width="300" caption="Anak Asuh SMK Sanjaya Pakem"][/caption] Ayah saya buruh berpenghasilan tak tentu, dan ibu seorang ibu rumah tangga. Kadang orangtua berhutang demi  kebutuhan keluarga. Belum kalau mendapat surat dari sekolah untuk melunasi tunggakan, orangtua kebingungan mencari pinjaman. Tapi saat ini kami lega, saya pun lebih bersemangat dalam belajar karena bantuan dari AAT. Terima kasih AAT.” -- Anastasi Dewi W (XII PJ) " Saya anak pertama dari 2 bersaudara. Adik saya masih duduk di kelas 6 SD. Orang tua saya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu dan hanya cukup untuk makan saja. sedangkan untuk biaya sekolah orang tua harus mengutang di tetangga. Berkat AAT sekarang saya dapat bersekolah dengan tenang dan lebih bersemangat. Saya berharap semoga dengan adanya AAT ini cita-cita saya dapat terwujud dan pada…
Read More