Sketsa Indahku

Kabar, Kisah Relawan
NAMAKU VENA, lahir 1 Agustus 1995 sebagai anak pertama dari 2 bersaudara. Bak sebuah sinetron, hidup di keluarga “broken home” membuatku menjadi anak pendiam dan penyendiri, serta mudah emosi. Ayahku entah di mana, pergi dengan banyak wanita lain. Ibu yang terpaksa berhenti bekerja demi membesarkan kedua anaknya, memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya. Sekarang, di rumah eyanglah aku tinggal. Biaya makan dan sekolah pun eyang yang menanggungnya dengan modal uang pensiunan almarhum kakekku. Ibuku selalu dipandang sebelah mata, makin diperparah oleh kelakuan ayahku yang tak berperasaan itu. Hidup dalam hinaan keluarga sendiri sangat membuatku dan adik tertekan. Tak jarang kami berdua menangis bersama. Meskipun adikku seorang laki-laki, tapi aku tahu dia begitu rapuh dan sangat membutuhkan figur seorang ayah. Karena ayah dan ibu menikah sebagai seorang Katolik, ibu selalu mencoba…
Read More

A Never-Ending-Asia Town I’ve been in Love with

Kabar, Kisah Relawan
There are so many things, I can’t forget in my life. Especially my experience in Yogyakarta. Special thanks to Mr. Hadi as chief of AAT, Mr. Jimmy as secretary of PSKP Padang, and also to Ms. May as our counselor. It can’t be happened without their support. We went to Jogja with Ms. May and four of my friends. The first one is Jimmy. He is our coordinator chief in AAT Padang. He doesn’t talk to much – calm, quiet, and cool. But, he has so many great ideas in his mind. The second one is Agus. He is a friendly person. He also has good leadership. The third is Winda. She has a good self confidence. However, she is careless. The last is Betria. She is almost like Jimmy.…
Read More

Be an Extraordinary Person

Kabar, Kisah Relawan
Dag.. dig.. duggg.. Itu yang akan selalu di rasakan menjelang ujian. Ujian.. Ujian lagi.. Eitss.. Bukan karena ujiannya, ataupun soal-soal ujiannya, tapi masalahnya bisa nggak saya ikut ujian? Itu ada sepenggal perasaan saya 2 tahun lalu sebelum mengenal AAT. * * * Perkenalkan nama Saya Elina Suryani Lolodatu. Saya Kuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jurusan Teknobiologi (Biologi Pangan). Saya sudah menginjak semester 8. Saya anak ketiga dari lima bersaudara. Saya memiliki dua kakak yang sekarang sudah bekerja, dan salah satunya adalah anak asuh AAT yang baru lulus tahun yang lalu. Kakak yang saya maksud adalah Megawati Kurnia Lolodatu. Saya mempunyai dua adik lagi yang duduk di bangku SMA dan kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar. Keluarga kami merupakan keluarga sederhana yang tentu juga mempunyai banyak kekurangan dan masalah. Yang pasti…
Read More

Life and Love

Kabar, Kisah Relawan
Perkenalkan Nama saya Pieter Adriaan Lucar Kippuw, lahir pada 20 Mei 1993 di Semarang. Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini saya adalah seorang mahasiswa semester 6 jurusan Teknik Kimia di Akademi Kimia Industri St. Paulus Semarang. Saya lahir di tengah keluarga yang sederhana tetapi penuh dengan kehangatan. Hidup bersama ayah, ibu, serta kedua adik saya merupakan sebuah berkah dari Tuhan yang tidak ternilai bagi saya. Di keluarga ini, saya seperti tidak pernah mengalami kekurangan. Mulai dari makan hingga pendidikan sepertinya semua tercukupi. Syukur saya pada Tuhan tiada henti. Semakin bertambah usia, akhirnya saya mulai menyadari. Sesungguhnya ada kesulitan di balik kekurangan keluarga kami. Dan semakin mengertilah saya tentang masalah yang ada dalam keluarga. Cobaan Menimpa Kami Ayah saya hanya bekerja di sebuah proyek pembangunan dan ibu adalah…
Read More

Bersyukur dalam Kesederhanaan

Kabar, Kisah Relawan
Saya Fitri Astutik. Saya lahir di Madiun, 22 Juli 1994. Biasanya saya dipanggil dengan sebutan Fitri. Saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Kedua kakak saya perempuan. Kakak pertama bernama Suprihatin dan kakak kedua bernama Sumiati. Kedua kakak saya sudah menikah, tetapi kakak yang kedua telah bercerai. Sejak kecil, saya tinggal di Madiun, tepatnya di Desa Sidorejo RT.15 Rw. 02 Jln. Semeru, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Walaupun saya berbeda agama dengan orang tua saya, tapi hubungan saya dengan orang tua tetap baik. Uang saku saya setiap harinya Rp 10.000. Uang tersebut saya gunakan untuk membeli bensin dan sisanya untuk di rumah. Tetapi, kadang uang saku saya Rp 7.000, yang hanya cukup untuk membeli bensin. Pada saat liburan kelulusan sekolah, saya bekerja di pasar besar Kota Madiun. Tepatnya di toko “Sari Warna”,…
Read More

Kampus Tak Sekedar Tempat Kuliah

Kabar, Kisah Relawan
Nama saya Retno Agustin. Usia saya sekarang ini menginjak 22 tahun. Saat ini, saya kuliah di Unika Widya Mandala Madiun atau WIMA Madiun, mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling. Di rumah, saya tinggal bersama kedua orang tua saya dan satu kakak perempuan yang sekarang juga menempuh pendidikan S1. Waktu itu, di tahun 2010, saya lulus SMK Jurusan Akuntansi. Namun, saya tidak langsung bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena biaya yang terbatas dan kakak saya juga harus membayar kuliah. Akhirnya, saya mencoba bekerja menjadi SPG di salah satu pusat perbelanjaan selama 1 tahun. Hingga tahun 2011, saya memutuskan untuk masuk ke Unika Widya Mandala Madiun. Awalnya, saya berminat untuk kuliah di jurusan seni atau olahraga, karena hal tersebut merupakan kegemaran saya. Namun, saat itu saya baru saja mengalami kecelakaan dan retak kaki,…
Read More

Learn to Life Together

Kabar, Kisah Relawan
PAGI ITU, 6 april 1993, lahirlah seorang bayi laki-laki. Namun, kelahirannya tidak berjalan dengan lancar. Ketika keluar dari rahim ibunya, ia tidak menangis dan tidak bernapas. Hal tersebut membuat dokter dan kedua orang tuanya panik. Segala upaya dilakukan dokter, mulai dari mengguncang tubuh si bayi, hingga memberi napas buatan, tetapi nihil yang diperoleh. Kedua orangtuanya cemas dan terus berdoa demi keselamatan anaknya. Hingga di ujung doa mereka, akhirnya Tuhan menunjukkan kuasanya. Beberapa detik setelah mereka berpasrah pada Tuhan, bayi tersebut meneriakkan tangisannya, tepat pagi hari ketika ayam berkokok. Kini, bayi tampan bermata cemerlang itu telah beranjak dewasa. Bayi yang telah dewasa itu adalah saya, Lucas Kristiawan. Nama sederhana yang berarti lahir di pagi hari. Penyangkalan Masa-masa bahagia yang saya alami sama seperti anak-anak pada umumnya. Saya dapat bermain dengan teman…
Read More

Tekad Penuh Semangat

Kabar, Kisah Relawan
“Lawan hambatan itu dan kamu harus cari jalan keluarnya.” Surakarta, 21September 1994, Tuhan telah berkarya dengan menghadirkan seorang anak perempuan dengan segala kekurangan dan kelebihan untuk hidup bersama umat-Nya di dunia ini. Dengan penuh harapan dari orang tuanya, agar anaknya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan bagi keluarga. Dia adalah saya, Tanti Kusumawati, yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Akuntansi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Saya anak ke-3 dari 4 bersaudara. Lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat sederhana. Dengan kekurangan yang ada, saya mewarnai kehidupan dengan penuh syukur dan cinta. Saya gemar membaca, menyanyi, dan berolah raga. Dan saya paling senang jika mengikuti kegiatan yang bersifat sosial. Karena menurut saya berbagi itu indah. Hidup Sederhana Saat berusia 4-9 tahun saya tinggal di desa Gubug Purwodadi,…
Read More

Aster, Bunga yang Bersemi dalam Terang

Kabar, Kisah Relawan
Nama saya Asteria Semi, akrab dipanggil Semi. Saya berasal dari Kalimantan Barat tepatnya kota Ngabang, Kabupaten Landak, Dusun Pagung Nahaya, Desa Amboyo Selatan. Saya anak ke-4 dari 7 bersaudara. Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Orang tua saya tidak berpendidikan bahkan SD pun tidak tamat. Setiap hari mereka bekerja sebagai petani biasa dan dengan pendapatan yang pas-pasan. Terkadang untuk kebutuhan sehari-hari pun tidak cukup. Dari kecil saya sudah biasa hidup serba kekurangan. Terlambat Mengenyam Pendidikan Sekolah Dasar Ketika umur sudah beranjak besar 7 tahun, barulah saya bisa menduduki bangku sekolah dasar. Sekolah sambil bekerja di tempat orang lain saya lakukan agar bisa mengenyam pendidikan. Semua saya syukuri. Dengan begitu saya bisa sekolah dan sedikit meringankan beban kedua orang tua. Setamat SD, perasaan bingung mulai mengusik. Saat itu dalam pikiran ada…
Read More

AAT Bagaikan Lemon Tea

Kabar, Kisah Relawan
AAT, keluarga yang hebat yang pernah saya miliki. Saya dapat merasakan tiga rasa sekaligus. Pahit, asam, dan manis, seperti lemon tea. Kalian suka yang happy ending atau sad ending? Kalau pilih yang happy ending, maka yang pahit di depan, sedangkan manis di belakang. Tapi, jika suka yang sad ending, manisnya di depan, namun pahitnya di belakang. Karena saya tidak suka yang sad ending, jadi saya ceritakan yang tidak menyenangkan dulu ya. Yang pahit-pahit dahulu, baru yang menyenangkan. Selamat menikmati. Awal di AAT Seperti kebanyakan orang, adaptasi adalah hal yang tersulit dilakukan, ketika kita berada di tempat yang benar-benar baru. Itulah yang saya rasakan ketika pertama bergabung di AAT. Awalnya, saya merasa kesulitan beradaptasi dengan teman-teman baru. Terlebih di sekretariat Semarang, yang di dalamnya terdapat Mas Christ, Mami Lies, dan Bruder…
Read More