AAT Bagaikan Lemon Tea

Kabar, Kisah Relawan
AAT, keluarga yang hebat yang pernah saya miliki. Saya dapat merasakan tiga rasa sekaligus. Pahit, asam, dan manis, seperti lemon tea. Kalian suka yang happy ending atau sad ending? Kalau pilih yang happy ending, maka yang pahit di depan, sedangkan manis di belakang. Tapi, jika suka yang sad ending, manisnya di depan, namun pahitnya di belakang. Karena saya tidak suka yang sad ending, jadi saya ceritakan yang tidak menyenangkan dulu ya. Yang pahit-pahit dahulu, baru yang menyenangkan. Selamat menikmati. Awal di AAT Seperti kebanyakan orang, adaptasi adalah hal yang tersulit dilakukan, ketika kita berada di tempat yang benar-benar baru. Itulah yang saya rasakan ketika pertama bergabung di AAT. Awalnya, saya merasa kesulitan beradaptasi dengan teman-teman baru. Terlebih di sekretariat Semarang, yang di dalamnya terdapat Mas Christ, Mami Lies, dan Bruder…
Read More

Kulakukan yang Terbaik untuk AAT

Kabar, Kisah Relawan
Saya, Yosefin Andita Putri, biasa dipanggil Yosi (di rumah) atau Yosefin (di luar rumah). Saya anak bungsu dari 2 bersaudara. Tinggal di sebuah kecamatan bernama Gombong. Saya tinggal bersama papah (bapak), emak (nenek), dan ooh (kakak). Mamah (ibu) sudah meninggal dunia karena tumor otak ketika saya berumur 1 tahun 3 bulan. Penyakitnya baru diketahui setelah melahirkan saya. Sehingga, dari kecil saya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang mamah dan tidak tahu bagaimana wajah mamah. Saya hanya dapat mengingat dan melihat mamah dari foto-fotonya saja. Tidak Ada Kata Berhenti untuk Belajar Hidup kami sekeluarga jauh dari kata cukup. Gaji papah Rp. 700.000,- per bulan. Dari TK, saya tergolong anak yang kurang pandai dalam mengingat. Di SD, saya mulai bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Di SMP, kemampuan belajar saya mulai meningkat, tetapi…
Read More

Dulu Siswi, Sekarang Mahasiswi

Kabar, Kisah Relawan
Menjadi Staf Administrasi AAT adalah salah satu kegiatan yang sudah saya jalani dari tahun 2012. Sebagai Staf Administrasi AAT, saya belajar bagaimana input data anak asuh di SIANAS (Sistem Informasi Anak Asuh), bagaimana pengiriman kuitansi dan tanda bukti penerimaan beasiswa, dan masih banyak lagi. Lebih-lebih, saya juga bisa mengetahui bagaimana kondisi ekonomi anak asuh yang dibantu AAT lewat kegiatan survei sekolah dan wawancara. Di mana mereka harus menghabiskan waktu bermainnya untuk mencari nafkah dan membantu orang tuanya bekerja. Ada juga yang harus tinggal bersama kakek dan neneknya atau bersama tante dan omnya, tanpa mendapatkan kasih sayang dari orang tua kandungnya dan harus menjadi anak yatim piatu. Kisah-kisah dan perjuangan mereka mengingatkan saya pada perjuangan saya dan keluarga beberapa tahun silam. Bagaimana kerja keras ayah mencari pekerjaan dan bagaimana perjuangan saya…
Read More

Berubah untuk Berbuah

Kabar, Kisah Relawan
Tentang Diriku Namaku Natalia Agassi Cristinawati. Sejak kecil aku biasa dipanggil Gessi oleh orang tua, teman dan saudaraku. Tetapi biasa juga dipanggil Natalia atau Agassi. Masa kecil kuhabiskan di sebuah kota kecil di pinggir Utara Pulau Jawa yaitu Juana. Hingga saat menginjak SMA aku meninggalkan tempat tinggalku untuk hidup di lingkungan baru di sebuah kota besar, Semarang. 19 tahun yang lalu aku dilahirkan di Pati, 24 Desember 1994. Selama hampir 5 tahun aku tinggal di Semarang dan jauh dari keluarga. Selama 5 tahun itu pula banyak cerita dan pengalaman yang berharga buat hidupku. Orang Tua Saat aku berumur kurang lebih satu bulan ayah pergi meninggalkanku dan ibu untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah bagi keluarga kami. Selama beberapa waktu aku tidak tahu bagaimana sosok ayahku, hingga suatu saat…
Read More

Kerja Keras adalah Kekuatan Mama

Kabar, Kisah Relawan
Nama saya Yosita Lianawati, sering disapa Yosita. Saya anak pertama dari empat bersaudara. Saya memiliki dua adik yang masih sekolah SMA dan SMP, serta satu adik yang masih balita, menginjak usia 4 tahun. Saya berasal dari keluarga sederhana yang mempunyai banyak kekurangan, karena kebutuhan dan jumlah tanggungan yang banyak. Papa saya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang sedikit, yang tidak cukup untuk membiayai kebutuhan kami setiap bulannya. Karena itu, mama saya membantu papa saya untuk mencari nafkah dengan menjadi pembantu rumah tangga. Saat ini, saya kuliah di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto, jurusan SI (Sistem Informasi). Saya sudah menginjak semester 4. Saya bisa kuliah berkat perjuangan mama yang begitu besar agar saya terus bisa melanjutkan pendidikan saya. Melihat keadaan ekonomi keluarga yang sangat tidak mencukupi, saya merasa kasihan pada kedua orang…
Read More

Miracle Happens

Kabar, Kisah Relawan
Delapan Tahun Lalu Nenek saya menginap di ICU sebuah rumah sakit di Jakarta karena kanker lambung yang dideritanya. Suatu malam, papa menelepon saya dari Jakarta dan meminta saya untuk segera pulang ke Jakarta untuk menemui nenek. “Emak mau ketemu kamu, Ka...” ucap papa lirih. Saya yang saat itu sedang menghadapi ujian kenaikan kelas 2 SMP di Singapura, langsung memberitahu ibu kost dan guru saya mengenai apa yang terjadi. Ternyata, guru saya langsung memberikan izin malam itu juga dan ibu kost segera mengurus transportasi untuk kepulangan saya ke Jakarta. Esok paginya saya langsung menuju Jakarta. Dan sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, saya segera menuju ke rumah sakit. Sampai di sana, saya melihat nenek sudah sedang dalam fase kritis dan tidak sadarkan diri. Keinginannya untuk “melihat” cucu kesayangannya pun tidak tersampaikan, karena akhirnya…
Read More

Amarah Jadi Amanah

Kabar, Kisah Relawan
“Seseorang yang tidak mendapat kepedulian dari orang pun, bisa memberi kepedulian kepada orang lain.” Nama saya Andika Fitri, biasa di panggil Andika. Sekarang saya berumur 19 tahun. Saya adalah seorang Mahasiswa di Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi. Saat ini saya masuk semester 4. Dulu, sewaktu orang tua masih bersama-sama, saya hanyalah anak seorang tukang becak yang tiap harinya mangkal di Manguharjo. Ibu bekerja serabutan. Ketika saya mempunyai 1 adik perempuan yang masih kecil, ibu tidak lagi bekerja. Sehingga kami hidup bergantung pada penghasilan bapak. Dengan hidup yang seperti itu, saya menjadi orang yang pendiam dan selalu mengalah atas apa yang dilakukan teman-teman kepada saya, karena saya orang yang cukup tahu diri tentang bagaimana kondisi hidup saya. Tak jarang juga ada teman yang bersimpati kepada saya. Ada…
Read More

Rekoleksi AAT 2014 : Good Attitude, Great Altitude

Berita AAT, Kabar
Misi Anak Anak Terang (Yayasan AAT Indonesia) disamping memberikan pelayanan beasiswa pendidikan formal bagi anak-anak asuh, adalah mendampingi anak-anak asuh dengan perhatian dan kasih sayang sehingga anak-anak asuh dapat menyelesaikan pendidikan formal dengan baik. Dalam kenyataannya, misi pendampingan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelayanan beasiswa ternyata kurang mendapatkan perhatian dari kita semua, sehingga timbul begitu banyak persoalan-persoalan yang mengganggu proses belajar anak asuh yang akhirnya memberikan hasil belajar yang kurang baik. Program pendampingan dijalankan oleh AAT bertujuan untuk memotivasi anak asuh agar menjadi calon pemimpin masa depan yang memiliki karakter yang kuat dan memiliki kompetensi yang baik, sehingga mampu untuk terus meningkatkan prestasinya. Pengembangan karakter dan kompetensi bagi para penerima beasiswa AAT beserta relawan Pendamping Komunitas (PK) menjadi fokus utama dalam program ini agar mereka mampu menjadi future leaders…
Read More

Penandatanganan MoU AAT dan AKIN

Berita AAT, Kabar
[caption id="attachment_4379" align="aligncenter" width="630"] Kiri ke Kanan : Christianus Widya Utomo (Sekretaris Yayasan AAT Indonesia), Hadi Santono (Ketua Yayasan AAT Indonesia), Herman Yoseph Sriyana, S.Pd., MT. (Direktur AKIN Santo Paulus Semarang), dan Drs. T.A. Bambang Irawan, MT. (Pembantu Direktur AKIN Santo Paulus Semarang)[/caption] "Anak Asuh Perguruan Tinggi adalah bagian integral dari AAT. Keberadaannya di AAT bukan sekedar untuk mendapatkan dana atau bantuan uang kuliah dan yang lainnya. Dengan penuh semangat, mereka mengambil bagian dalam pelayanan AAT, terutama dalam bidang administrasi. Di masa depan, mereka diharapkan menjadi penerus karya AAT. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan kalau anak-anak asuh yang saat ini berada di Perguruan Tinggi merupakan masa kini dan masa depan AAT "(Rm. Ag. Agus Widodo, Pr.) Dalam pelayanan Beasiswa AAT, para penerima beasiswa AAT tingkat perguruan tinggi adalah ujung tombak…
Read More

Workshop Menulis Bersama Rumah Media

Berita AAT, Kabar
Workshop Amal oleh Para Penulis “Kumcer Teenlit: Bukan Cupid” dari Rumah Media Minggu pagi, 16 Februari 2014, para relawan AAT Sekretariat Semarang tampak sibuk mempersiapkan workshop kepenulisan dengan tema “Write Your Love”. Workshop tersebut diisi oleh para penulis “Kumcer Teenlit: Bukan Cupid” dari Rumah Media. Acara yang diselenggarakan di SMK Kimia Industri, Jalan Sriwijaya (Kusumanegara) No. 104 Semarang ini dihadiri oleh para relawan AAT sekretariat Semarang, beberapa relawan dari sekretariat Yogyakarta, sekretariat Madiun, pengurus AAT, dan beberapa teman-teman dari Rumah Media. Menurut jadwal, acara dimulai tepat pukul 10 pagi. Namun, karena Mbak Ulin (pembawa acara) masih ada suatu hal, akhirnya acara baru dimulai pukul 10.45. Karena waktu semakin siang, akhirnya acara dibuka oleh Pak Wiwien Wintarto. Beliau adalah penulis, narasumber, sekaligus pegiat Rumah Media. Workshop dengan tema “Write Your Love”…
Read More