Horeee kumpul lagi…

Kabar, Kisah Relawan
Hari Minggu tanggal 1 Desember 2013, para relawan Anak-Anak Terang (AAT) Semarang berkumpul kembali. Kami berkumpul di Akademi Kimia Industri (AKIN) St. Paulus Semarang. Acara dimulai pukul 08.00 pagi dan dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Kak Edo. Setelah itu, Kak Edo dan Kak Handy memberi penjelasan tentang tugas koordinator, PK (Pendamping Komunitas), sekretaris, dan bendahara. Kami semua pun bersiap-siap mengeluarkan laptop sambil mendengarkan penjelasan dari Kak Edo dan Kak Handy. Setelah penjelasan selesai, kami mengadakan evaluasi tentang survei dan wawancara calon anak asuh di sekolah-sekolah serta evaluasi kinerja PK. Lalu dilanjutkan dengan training SIANAS (Sistem Informasi Anak Asuh) dan penjelasan tentang pengiriman raport anak asuh. Kelanjutan beasiswa tiap kenaikan kelas juga dijelaskan oleh Kak Edo dan Kak Handy. Mas Christ, Bu Lies, dan Bruder Konrad, CSA., dengan setia mendampingi…
Read More

So, What Colour Are You?

Kabar, Kisah Relawan
Anak Anak Terang (AAT), itulah nama yang setahun lalu terngiang dalam benak dan membuat saya penasaran. Beragam pertanyaan mulai mengusik saya. Mulai dari apa itu AAT? Apa saja kegiatan yang ada di AAT? Beruntunglah saya bertemu dengan Mas Christ yang bersedia menjelaskan tentang AAT. Beliau menjelaskan bahwa AAT adalah komunitas sosial yang konsen membantu anak-anak yang kurang mampu dalam hal finansial supaya dapat terus melanjutkan pendidikannya. Tidak ketinggalan beberapa buah stiker dan satu buah tas yang berlogo AAT dihadiahkan kepada saya di akhir pembicaraan. Tidak lupa juga meluncur kalimat ajakan, “Kalo ada waktu, yok melu gabung ngewangi AAT, kuwi ono website AAT ojo lali dibuka, ben luwih ngerti soal AAT” yang artinya, "Ayo gabung bantuin AAT, itu ada website AAT jangan lupa dibuka, supaya kamu lebih mengerti tentang AAT.” Dari…
Read More

Belajar Bersyukur Bersama AAT

Kabar, Kisah Relawan
MENJADI seorang mahasiswi bukanlah satu-satunya impianku pada beberapa tahun yang lalu. Mungkin bagi sebagian besar anak di luar sana, melanjutkan pendidikan seusai lulus SMA adalah hal yang mudah dan wajar karena orang tua mereka mampu untuk membiayainya. Namun, kesadaran bahwa hanya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, terlebih keadaan orang tua yang masing-masing sudah memiliki keluarga sendiri. Perceraian mereka, membuat semangatku menciut untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Mustahil untuk dapat menikmati bangku kuliah bersama teman-teman yang lain. Sehingga aku lebih memilih bekerja menjadi seorang Research and Development (R&D) di sebuah Perusahaan Food and Beverage di Kota Tangerang selama kurang lebih 1 tahun. Hingga akhirnya terjadi percakapan singkatku bersama Bruder Konrad, CSA, Ketua Yayasan Santo Paulus. Aku kenal beliau semenjak kelas 1 SMK saat menghadiri acara MOS di Gua Maria…
Read More

Hidupku Lebih Bermakna Bersama AAT

Kabar, Kisah Relawan
Tanggal 19 September 2012 adalah tanggal yang tidak bisa saya lupakan. Bermula dari obrolan bersama Bruder Konrad, CSA seputar kegiatan kampus, beliau pun lantas mengajak saya dan teman saya Annisa untuk menjadi relawan Anak-Anak Terang (AAT). Dalam hati saya berpikir seperti apa kegiatan AAT itu? Bruder pun memberikan kontak dari pengurus AAT yaitu Mas Christianus Widya Utomo atau yang biasa kita panggil Mas Christ. Esoknya saya dan Annisa pergi menemui Mas Christ. Beliau lalu menjelaskan tentang apa itu AAT dan kegiatan seperti apa yang nanti akan dilakukan. Beliau juga mengatakan bahwa yang menjadi relawan mayoritas adalah mahasiswa dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hari minggunya, saya bersama Annisa, Maria, dan Pieter mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai AAT oleh Bapak Hadi Santono selaku Ketua Yayasan AAT Indonesia dan tiga mahasiswi Universitas Atma…
Read More

Relawan AAT, Why Not?

Kabar, Kisah Relawan
Akbar Romadan, itu adalah nama saya. Tetapi cukup panggil Akbar saja. Saya dari Madiun ke Semarang bertujuan untuk melanjutkan studi (kuliah) dengan bantuan Bu Han (guru SMA yang paling dekat dengan saya) dan Bruder Konrad, CSA. Satu lagi, Yonathan Setyawan. Sahabat saya ini juga turut berperan membantu saya agar bisa pergi ke kota Semarang. Awalnya dulu saya sudah mendaftar ke sebuah universitas negeri terkenal di Surabaya. Akan tetapi, Allah berkehendak lain. Baik jalur undangan maupun tes, tidak satu pun nama saya ter-“list” di dalamnya saat pengumuman. Kecewa, itulah yang saya rasakan saat itu. Dan yang pastinya saya juga merasa sedih. Tetapi yang paling saya pikirkan, setelah ini langkah selanjutnya apa? Saya tidak memperhitungkan bila hal ini terjadi. Tetapi, ternyata Allah punya rencana lain. Sebelum pendaftaran jalur tes universitas, Bu Han…
Read More

Saya Berikan Prestasi Terbaik

Kabar, Kisah Relawan
Nama lengkap saya Putri Krismawati, biasa dipanggil Risma oleh teman-teman. Saya adalah anak yatim sebab ayah telah meninggal dunia pada tahun 2006. Di keluarga, saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dengan dua orang adik, semuanya adalah perempuan. Adik pertama berjarak 6 tahun, sedangkan adik kedua berjarak 12 tahun. Ketika ayah meninggal, saya merasa sedih. Ibu yang kemudian menanggung beban 3 orang anak. Yang lebih menyedihkan bahwa saat ayah meninggal, adik terkecil belum mengetahui ayahnya seperti apa. Seiring berjalannya waktu, saya bisa lulus SMA di Magelang. Saya mempunyai impian menjadi orang yang sukses dan berhasil agar bisa membantu orang tua, juga membiayai kedua adik saya. Setelah saya lulus SMA saya ingin kuliah walaupun tidak tahu siapa yang akan membiayai. Saya tidak berhenti mencoba walaupun dengan keadaan keluarga yang sangat minim.…
Read More

Bisa Kuliah Berkat Beasiswa AAT

Kabar, Kisah Relawan
Di mana ada kemauan, pasti ada jalan ... Saat kelulusan SMK adalah masa-masa yang membahagiakan sekaligus menyedihkan bagi saya. Bahagia karena dapat lulus dari SMK setelah menempuh pendidikan selama 3 tahun, sedih karena harus berpisah dengan guru-guru, teman-teman tercinta serta harus mulai memikirkan masa depan. Keinginan saya setelah lulus SMK adalah kuliah.  Saya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi supaya kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik. Tetapi orang tua saya hanyalah seorang single parent yang memiliki tanggungan 3 orang adik. Seluruh saya adik saya sekolah sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Ibu saya hanyalah seorang penjahit rumahan yang penghasilannya tidak seberapa. Penghasilan ibu hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Beban ini bertambah lagi sebab ibu masih harus mengasuh keponakan saya karena orang tuanya berpisah. Sedangkan ayah saya sudah lebih…
Read More

Pengalaman Pertama sebagai Pendamping Komunitas

Kabar, Kisah Relawan
Perjalanan saya di Anak-Anak Terang (AAT) belum begitu panjang. Awalnya hanya sekedar ikut-ikutan saat diajak oleh kakak saya untuk survey di sebuah SMA di pusat Kota Yogyakarta. Ya.. memang kakak yang memperkenalkan AAT kepada saya. Awalnya saya hanya sering mendengarkan kakak bercerita pengalamannya bersama AAT, tapi sekarang saya tahu lebih lengkap tentang apa itu AAT. Ketika diajak survey, saya hanya melihat dan menemaninya saja. Banyak kisah yang menyentuh hati saya. Calon anak asuh mengalami masalah lebih dari yang saya bayangkan, yang saya rasa terlalu berat untuk dihadapi anak seumuran mereka. Kakak memberi kesempatan kepada saya untuk mewawancarai salah satu calon anak asuh yang akan mendapat beasiswa dari AAT. Dari sekian banyak anak yang sudah saya dengar cerita kehidupannya, kisah hidup anak ini benar-benar membuat saya tersentuh. Ia mempunyai adik yang…
Read More

Menjadi Berguna Bagi Sesama

Kabar, Kisah Relawan
Minggu, 22 September 2013 jam 10.30 WIB bertempat di lantai dua Cafe Deoholic adalah momen yang akan diingat dalam perjalanan Anak Anak Terang (AAT) Semarang dalam mencari relawan baru. Kami sebagai Pendamping Komunitas (PK) AAT mengadakan pertemuan dengan para relawan baru yang ingin masuk AAT sebagai PK untuk menggantikan tugas PK terdahulu yang sebentar lagi akan lulus. Kegiatan dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Handy, kemudian penjelasan tentang Anak Anak Terang oleh Edo. Sesudah itu dilanjutkan dengan perkenalan PK lama yang hadir di acara tersebut yaitu Annisa, Maria, Johanes, Pieter, Indah, Lucas dan Bani. Yudith, salah satu donatur sekaligus relawan AAT yang juga baru 2 minggu bergabung, memberikan sedikit cerita mengapa tertarik masuk menjadi relawan. Dia sewaktu masih kuliah juga dibantu oleh yayasan gereja di Jerman sehingga selama kuliah…
Read More

Kuliah : Impian Yang Menjadi Nyata

Kabar, Kisah Relawan
SEBUAH KENYATAAN yang mungkin tidak terbayangkan oleh saya sebelumnya. Mimpi? Yaaa.. Itu semua adalah mimpi saya. Mimpi untuk dapat melanjutkan kuliah seperti teman-teman yang lain. Ejekan bahkan hinaan dari orang-orang di sekitar saya sudah sering saya terima. "Koe ki anak e wong ra ndue, mbok uwes kerjo wae ngewangi wong tuwo, mesake kae ibumu le golek duit nggo koe kuliah. Wong kere wae gayane koyo wong sugih (Kamu itu anak orang miskin, lebih baik kamu bekerja saja membantu orangtua, kasihan ibumu harus mencari uang untuk kamu kuliah. Orang miskin saja gayanya seperti orang kaya)", itu sepenggal kalimat dari seorang tetangga saya. Apakah ejekan dan hinaan itu saya abaikan begitu saja dan tidak saya pikirkan? Oh tentu tidak.. Jelas itu semua selalu saya pikirkan dan selalu terngiang dibenak saya. Tapi itu…
Read More